ISLAM
bukan sekedar AGAMA
Juni 13, 2012
Islam
adalah nama (ismun), nama bagi suatu “Dien” seperti dalam firman Allah:
“Warhoditu Lakumul Islaama Diina…” (dan kuridhai bagimu Islam sebagai Dien) (QS
5/3).
Al-Islam
itu sendiri diambil dari bahasa arab yang memiliki arti: Aslama (tunduk/
menyerah), Assalaam (menyelamatkan), Assilmu (damai) dan assulaam (tangga).
Dengan demikian maka Dinul Islam adalah Dien yang berporos pada kepasrahan
hamba kepada Allah, yang dengan ketundukannya manusia akan menemukan
ketentraman jiwa, ketinggian derajat dan keselamatan jiwa raga, dunia dan
akhirat.
Karena
Islam itu adalah Dien, maka sangat pentinglah kita membongkar makna /
pengertian Ad-Dien itu, sehingga kita dapat dengan persis memahami apa itu
Islam.
Ad-Dien
dalam padanan bahasa Indonesia diartikan dengan istilah AGAMA. Pengalihan dari
terminology “Dien” kepada term “AGAMA” tidaklah semuanya tepat. Sebab Agama
(terutama) dalam pengertian yang berkembang dimasyarakat adalah suatu tata
aturan kepercayaan dan hubungan dengan Tuhan / Dewa, seperti yang dijelaskan
dalam Kamus Besar bahasa Indonesia.
Tentusaja
sangat keliru dan mengandung potensi menyesatkan jika Dien diartikan hanya
sebatas “Kepercayaan” dan hubungannya dengan Tuhan. Mari kita periksa maksud
Allah didalam Al-Qur’an.
Didalam
Qur’an, term DIEN digunakan dalam beberapa penggunaan:
- Undang-Undang (hukum / aturan) Kerajaan, dalam QS 12/76. Dalam ayat itu disebut “Diinil Maliki” yang artinya Undang-undang kerajaan. Lihat juga Qs 24/2, 42/13, 24 dll.
- Kekuasaan, dalam QS 56/86-87. Dalam ayat itu disebut “Madiiniin” yang artinya KEKUASAAN.
- Ketaatan, dalam QS 98/5. Dalam ayat itu ad-dien diartikan Ketaatan.
- Pembalasan / sangsi, dalam QS 1/4. Dalam ayat itu Addien diartikan pembalasan / sangsi.
Dari
pengertian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa dien adalah SUATU SISTEM
KEHIDUPAN YANG DIDALAMNYA TERDAPAT SISTEM HUKUM, SISTEM KEKUASAAN
(PEMERINTAHAN) DAN SISTEM KETAATAN MASYARAKAT (SISTEM KEMASYARAKATAN), YANG
MANA SISTEM HIDUP ITU MEMILIKI KEKUATAN UNTUK MEMAKSA MASYARAKAT YANG ADA
DIDALAMNYA UNTUK TAAT KARENA JIKA TIDAK PASTI AKAN MENDAPAT SANGSI.
Sistem
kehidupan yang terdiri dari Sistem Hukum, Sistem Pemerintahan dan Sistem
ketaatan itu, zaman sekarang lebih dekat dengan pengertian “state” (Negara).
Sebab Negara itu memiliki ketiga unsur Dien seperti yang diungkapkan Qur’an.
Dan Negara adalah Institusi social yang bersifat memaksa dan dapat memberi
sangsi kepada rakyatnya, jika melanggar aturan.
Al-Qur’an
menjelaskan lebih visual tentang Dien ini, dengan kisah Fir’aun (QS 40/26-29).
Kerajaan Fir’aun , sebagai system pemerintahan dinegeri Mesir, ketakutan
akan gerakan Nabi Musa As, yang dikuatirkan akan membuat revolusi bagi “Dien”
(system hidup) mereka dengan Dien yang dibawa oleh Nabi Musa. Dan berkata
Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan
hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan
menukar DIEN-MU atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”.. (40/26).
Apa
yang dikuatirkan oleh Raja Fir’aun, bukanlah isapan jempol. Sebab
sebelumnya Nabi Musa memproklamirkan “KERAJAAN”.
Tentu
saja kerajaan yang didirikan Musa adalah kerajaan Islam. “(Musa berkata): “Hai
kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi.
Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!
Fir’aun berkata: “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku
pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar”..
(40/29).
Berdasar
QS 40 ayat 26 dan 29, Fir’aun adalah Raja bagi kerajaan Mesir dan Qur’an
menyebutnya ” Dien-nya Fir’aun”. Nabi Musa adalah Raja bagi kerajaan
Islam dan Qur’an menyebut sebagai “Dien” yang akan dimenangkan Musa diatas
Dien-nya Fir’aun.
Disini
nampaklah secara visual makna Dien yang dimaksud Al-Qur’an yaitu system
hidup, yang pada masa Nabi Musa di nampakan adanya dua system Hidup,
yaitu KERAJAAN MESIR yang dipimpin oleh Fir’aun dan Kerajaan Islam yang
dipimpin oleh Nabi Musa.
Tentu
saja diwilayah yang sama tidak mungkin ada dua kerajaan kecuali yang satu sudah
mapan (merdeka) dan yang satunya sedang BERJUANG (terjajah), negara yang belum
memiliki wilayah yang dikuasai secara de facto. Kalau zaman sekarang
(mungkin) istilah “Dien” sepadan dengan istilah Negara seperti amerika,
Inggris, Arab Saudi dan lain-lain. ISLAM adalah Dien, tidak dapat
dibandingkan dengan agama Kristen, agama Yahudi, kecuali dengan kerajaan
kristen, kerajaan Yahudi, negara sekuler dan lain lain.
Sangatlah
tidak sepadan jika istilah Dien dipadankan (dalam bahasa Indonesia) dengan
pengertian agama.
Dien
Islam berarti system hidup Islam yang wujudnya adalah Kerajaan / Negara yang
bersumber hukumkan Al-Qur’an. Kesimpulannya:
- ISLAM adalah nama bagi suatu Dien Dien adalah sistem hidup yang divisualkan oleh Allah dalam Qur’an seperti KERAJAAN FIR’AUN
- Kerajaan / negara adalah wujud Ad-Dien, bisa dalam pengertian Negara yang sudah berkuasa secara de facto seperti kerajaan Fir’aun atau bisa juga Negara yang sedang berjuang seperti Kerajaan Musa
- Kerajaan Fir’aun adalah Dinul Bathil karena tidak bersumber hukum Kitab Allah, sementara Kerajaan Musa adalah Dinul Haq karena bersumber hukumkan KITAB ALLAH
- ISLAM adalah Dinul Haq