Pengunjung blog yang saya
cintai yang selalu setia membaca my arsip ku, kali ini penulis ingin
memberikan sesuatu yaitu contoh puisi bagi anak sekolah, ya bisa menjadi sekedar ide atau referensi dari tugas yang diberikan para gurunya, harapan pnulis mudah-mudahan bermanfaat, saktu titik wen.
Nah untuk penampakan yang sesungguhnya mengenai contoh puisi ini mari kita simak dibawah ini :
Pohon
Pohon
Tampa engaku dunia ini penuh polusi
Pohon
Tampa engkau semua orang sakit
Oh pohon
Cepatlah engkau tumbuh subur
Bunga
Di taman, di sekolah engkau ada
Tampamu aku kesepian
Oh bunga malangnya engkau
Yang selalu di petik orang
Karya : Acih Sinar
Kebersihan
Tasik besinar
Sekolah ini bersih asri dan rindang
Guruku
Setiap hari aku berangkat kesekolah
Belajar tentang matematika
Soal itu diberi contoh
Oleh guruku
Dan sesudah itu saya diberinya soal
Untuk berlatih, berlatih, berlatih, dan berlatih
Petani
Ibu, ayah adalah petani
Mereka petanu padi
Mereka senang bekerja di sawah
Karena itu kemauannya
Karya : Rahman Riadi
Kendaraan
Kendaraan bagiku sangat berarti
Seandainya kau tak diciptakan
Aku harus berbuat apa
Kesana kemari pasti aku cape
Terima kasih kendaraan
Kau sangat berarti bagi semua orang
Karya : Agi Trihansyah
Buku
Walaupun engkau kecil
Tapi kau membuatku tahu
Dalam mengerjakan soal
Dan perintah orang lain
Oh buku
Akan kujaga kau
Karena bila tiada kau aku bodoh
Burung Puyuh
Kulihat engkau terkurung dalam sangkar
Dengan wajah yang sedih
Walau sangkarmu terbuat dari emas
Tapi aku tahu, …. Apa yang kau inginkan
Hanyalah terbang bebas ke dunia lepas
Guruku
Besarlah jasamu
Semangatmu selalu menyala untuk memberantas
Kebodohan
Guru, engkau pun berjasa dalam pembangunan bangsa
Negara Jepang
Kau sebut kami negara penjajah
Mengapa kau jajah negara kami, Indonesia
Hingga kami sengsara dan bodoh
Andaikan negara kami tak kau jajah
Kami akan pintar dan kaya
Provokator
Demi uang kau rela mengacau di berbagai tempat
Kau buat orang berkelahi
Engkaulah pengacaunya di setiap tempat
Rumah
Kau adalah tempat berlindung kami
Dari panas dan dingin
Hingga kami aman dalam dirimu
Kaulah istanaku
Uang
Di manapun dan setiap waktu
Kau dibutuhkan setiap orang
Walaupun harus bekerja keras
Dan bisa juga nyawa taruhannya
Uang kau aku butuhkan
Tapi kau tak menjamin keselamatanku
Pohon
Pohon
Tampa engaku dunia ini penuh polusi
Pohon
Tampa engkau semua orang sakit
Oh pohon
Cepatlah engkau tumbuh subur
Bunga
Di taman, di sekolah engkau ada
Tampamu aku kesepian
Oh bunga malangnya engkau
Yang selalu di petik orang
Karya : Acih Sinar
Kebersihan
Tasik besinar
Sekolah ini bersih asri dan rindang
Guruku
Setiap hari aku berangkat kesekolah
Belajar tentang matematika
Soal itu diberi contoh
Oleh guruku
Dan sesudah itu saya diberinya soal
Untuk berlatih, berlatih, berlatih, dan berlatih
Petani
Ibu, ayah adalah petani
Mereka petanu padi
Mereka senang bekerja di sawah
Karena itu kemauannya
Karya : Rahman Riadi
Kendaraan
Kendaraan bagiku sangat berarti
Seandainya kau tak diciptakan
Aku harus berbuat apa
Kesana kemari pasti aku cape
Terima kasih kendaraan
Kau sangat berarti bagi semua orang
Karya : Agi Trihansyah
Buku
Walaupun engkau kecil
Tapi kau membuatku tahu
Dalam mengerjakan soal
Dan perintah orang lain
Oh buku
Akan kujaga kau
Karena bila tiada kau aku bodoh
Burung Puyuh
Kulihat engkau terkurung dalam sangkar
Dengan wajah yang sedih
Walau sangkarmu terbuat dari emas
Tapi aku tahu, …. Apa yang kau inginkan
Hanyalah terbang bebas ke dunia lepas
Guruku
Besarlah jasamu
Semangatmu selalu menyala untuk memberantas
Kebodohan
Guru, engkau pun berjasa dalam pembangunan bangsa
Negara Jepang
Kau sebut kami negara penjajah
Mengapa kau jajah negara kami, Indonesia
Hingga kami sengsara dan bodoh
Andaikan negara kami tak kau jajah
Kami akan pintar dan kaya
Provokator
Demi uang kau rela mengacau di berbagai tempat
Kau buat orang berkelahi
Engkaulah pengacaunya di setiap tempat
Rumah
Kau adalah tempat berlindung kami
Dari panas dan dingin
Hingga kami aman dalam dirimu
Kaulah istanaku
Uang
Di manapun dan setiap waktu
Kau dibutuhkan setiap orang
Walaupun harus bekerja keras
Dan bisa juga nyawa taruhannya
Uang kau aku butuhkan
Tapi kau tak menjamin keselamatanku
Matahari
Sungguh mulia hatimu
Menerangi dunia yang gelap ini
Sehingga aku dapat melihat benda
Oh, matahari tampa kau aku buta
Karya : Riswan Riswandi
Mata
Kalau tiada engkau
Aku tak bisa melihat
Kau adalah indera penglihat
Bagiku itu keajaiban dari alloh
Semua orang menggunakan kamu
Karya : Sandi Andriana
Asap Mobil
Kau memang udara
Tapi kau menjadikan orang terkena penyakit
Paru-paru, asma, pilek
Karena tidak baik untuk dihisap
Maka kau harus mengeluarkan udaranya sedikit
Karya : Yudi Rusyudiana
Kopi Untuk Ayah
Kutahu engaku sangat lelah
Setelah membanting tulang
Demi kami sekeluarga
Siang malam engkau bekerja
Dengan sedikit istirahat
Kerja lagi dan kerja lagi
Kini engkau duduk di kursi
Tunggulah ayah
Kan kubuat secangkir kopi
Pak Guru
(Saduran)
kala mentari muncul
kau kayuh sepeda tua mu
menempuh jalan yang berliku
mengejar kecepatan waktu
kaya mentari menyemprot kulit
kau kayuh sepeda tuamu
lapar dahaga menjadi Satu
tapi tak kau hiraukan hal itu
demi anak didik lebih maju
Pak Pos
(Saduran)
Engkau mengayuh sepanjang jalan
Tak pandang panas maupun hujan
Untuk melaksanakan tugas harian
Miskin dan kaya tak kau bedakan
Surat pada mereka kau berikan
Kring-kring itu kodemu
Begitulah berjalan sepanjang waktu
Mari Berolahraga
(Saduran)
Mari kawan berolahraga
Kita gerakan badan kita
Biar kuat gagah perkasa
Dapat berpikir dan bekerja
Kita bersenam setiap hari
Mari kawan putera dan puteri
Siapa malas lemahlah diri
Penyakit datang hampir pasti
Indonesia Tumpah Darahku
(Saduran)
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Nampaklah pulau di laut hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
Karya : feni Febrianto
Jam Tangan
Setiap hari kau kuajak ke sekolah
Dan engkau bagian dari hidupku
Jika tidak ada engkau
Bagaimana aku?
Tiap hari aku melihatmu
Terima kasih jam tangan
Bola
Wajahmu bulat
Setiap hari kau kuajak bermain
Di lapangan
Kadang kau kubanting, kulempar, kutendang, dan
Kucium
Malang sekali nasibmu
Tatkala kau dicacimaki
Baju
Tiap hari kau ku pakai
Ke sekolah, ke pesta, dan kemanapun
Aku suka
Terutama bermain
Kau sangat berharga bagi diriku
Maupun orang lain
Pulpen
Engkau sahabatku yang paling baik
Aku gunakan untuk belajar
Betapa aku harus menjagamu
Jika tidak ada engkau
Harus menulis dengan apa, aku?
Matahari
Sungguh mulia hatimu
Menerangi dunia yang gelap ini
Sehingga aku dapat melihat benda
Oh, matahari tampa kau aku buta
Karya : Riswan Riswandi
Mata
Kalau tiada engkau
Aku tak bisa melihat
Kau adalah indera penglihat
Bagiku itu keajaiban dari alloh
Semua orang menggunakan kamu
Karya : Sandi Andriana
Asap Mobil
Kau memang udara
Tapi kau menjadikan orang terkena penyakit
Paru-paru, asma, pilek
Karena tidak baik untuk dihisap
Maka kau harus mengeluarkan udaranya sedikit
Karya : Yudi Rusyudiana
Kopi Untuk Ayah
Kutahu engaku sangat lelah
Setelah membanting tulang
Demi kami sekeluarga
Siang malam engkau bekerja
Dengan sedikit istirahat
Kerja lagi dan kerja lagi
Kini engkau duduk di kursi
Tunggulah ayah
Kan kubuat secangkir kopi
Pak Guru
(Saduran)
kala mentari muncul
kau kayuh sepeda tua mu
menempuh jalan yang berliku
mengejar kecepatan waktu
kaya mentari menyemprot kulit
kau kayuh sepeda tuamu
lapar dahaga menjadi Satu
tapi tak kau hiraukan hal itu
demi anak didik lebih maju
Pak Pos
(Saduran)
Engkau mengayuh sepanjang jalan
Tak pandang panas maupun hujan
Untuk melaksanakan tugas harian
Miskin dan kaya tak kau bedakan
Surat pada mereka kau berikan
Kring-kring itu kodemu
Begitulah berjalan sepanjang waktu
Mari Berolahraga
(Saduran)
Mari kawan berolahraga
Kita gerakan badan kita
Biar kuat gagah perkasa
Dapat berpikir dan bekerja
Kita bersenam setiap hari
Mari kawan putera dan puteri
Siapa malas lemahlah diri
Penyakit datang hampir pasti
Indonesia Tumpah Darahku
(Saduran)
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Nampaklah pulau di laut hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
Karya : feni Febrianto
Jam Tangan
Setiap hari kau kuajak ke sekolah
Dan engkau bagian dari hidupku
Jika tidak ada engkau
Bagaimana aku?
Tiap hari aku melihatmu
Terima kasih jam tangan
Bola
Wajahmu bulat
Setiap hari kau kuajak bermain
Di lapangan
Kadang kau kubanting, kulempar, kutendang, dan
Kucium
Malang sekali nasibmu
Tatkala kau dicacimaki
Baju
Tiap hari kau ku pakai
Ke sekolah, ke pesta, dan kemanapun
Aku suka
Terutama bermain
Kau sangat berharga bagi diriku
Maupun orang lain
Pulpen
Engkau sahabatku yang paling baik
Aku gunakan untuk belajar
Betapa aku harus menjagamu
Jika tidak ada engkau
Harus menulis dengan apa, aku?
Pedagang
Kau bekerja banting tulang
Di tengah teriknya matahari
Kau membantu masyarakat
Yang kehausan, … kelaparan
Sungguh mulia pekerjaanmu
Buku
Kau temanku
Yang menjadikanku sukses
Dalam menghadapi ujian
Dan engkau telah membantuku
Maka engkau akan kubawa
Walaupun ke ujung dunia
Komputer
Kau membuatku menjadi pusing
Tapi kau memang berguna
Untuk membaguskan aksaraku
Yang jelek menjadi bagus
Terima kasih komputerku
Bulan Si muka jelek
Kau bagaikan burung pipit
Yang rindu pada kuningnya padi
Kini aku tahu
Kau malu kepadaku
Karena mukamu jelek
Karya : Gilang Cahya Wibawa
Merokok
Kulihat anak kecil, …. Merokok
Aku terharu
Mungkin anak itu, …. Gilang cahya wibawa
Karya : Ikmam Agam Maulana
Kura – kura Yang Malang
Kulihat engkau berenang
Di pingggir sungai
Sambil membawa rumahmu
Betapa sedihnya hatiku melihat dirimu
Andai saja kau boleh kubawa kerumahku
Mungkin engkau ‘kan kupelihara dengan baik
Burung Nuri
Sekarang kau tidak kulihat lagi di hutan
Namun kau sekarang
Kau kulihat di rumah-rumah
Betapa sedihnya hatiku
Andai saja kau hidup bebas
Mungkin kau terlihat sangat lucu
Karya : Rahman Riadi
Ibu
Terima kasihku padamu
Seandainya aku tiada engkau
Pasti aku tidak akan merasakan sekolah
Seperti yang lainnya
Terima kasihku ibu
Listrik
Terang benderang menyinari rumahku
Yang gelap serasa hatiku ketakutan
Kalau lampu padam
Dengan itu aku bersyukur pada-Mu
Karya : Anisa Rahmadani
Seandainya
Seandainya aku ingin
Aku akan pergi kemana aku suka
Tidak ada yang bisa melarangku
Tidak ada yang dapat mencegahku
Seandainya burung
Aku akan terbang keliling dunia
Melayang-layang jauh ke awan
Seandainya peri
Kan ku ubah Indonesia
Menjadi negeri yang damai
Doa Seorang Anak Bangsa
Ya Tuhan …
Ada apa dengan Indonesia?
Kubaca, kudengar, bahkan kulihat sendiri
Dimana-mana terjadi pembantaian
Terjadi pengrusakan
Bahkan pembunuhan
Tuhan, … apa Kau murka pada kami
Jika ya, ampunilah kami
Kami ingin negeri kembali aman
Kembali damai
Karena kami rindu mendengar kata
Negeri madani