Kata-Kata Motivasi, Kata-Kata Bijak, Kata-Kata Mutiara, Kata-Kata Cinta, Pantun Nasehat, Pantun Jenaka, Contoh Proposal, Contoh Memo, Kata Kata 2016,

Pantun Nasehat | Pantun Anak-Anak | Kata Nasehat | Pantun Suka Cita | Pantun Humor

Pantun Nasehat | Pantun Anak-Anak | Kata Nasehat | Pantun Suka Cita | Pantun Humor. Para pengunjung blog kata bijak yang saya hormati, kalian begitu setia menemani sampai dunia ini berhenti berputar, terimakasih sebuah penghargaan buat anda semua karena telah menjadikan situs ini menjadi salah satu media online yang bermanfaat, mudah-mudahan bisa selamanya dirasakan manfaatnya oleh kita semua, dan tim admin juga tentunya akan terus berusaha seoptimal mungkin menjadikan situs ini terus lebih baik lagi dalam kualitas konten dan jumlah serta kecepatan akses loadingnya atau dalam bahasa lainnya para suhu menyebutnya Seo blog.
Pada hari ini Alhamdulillah penulis berada dalam keadaan baik-baik saja, sehat jasmani juga rohani yaitu berada dalam lindungan Allah SWT, dan ini semua tentunya tidak lepas dari kebaikan dan do'a kalian semua, saya do'a kan pula semoga pengunjung setia dari blog ini dan kaum muslimin diseluruh dunia pada umumnya berada dalam lindungan Allah SWT, terutama selamat dan terjaganya Aqidah dan Tauhid kita karena sekarang sudah banyak sekali warna dan bentuk yang mau mengganggu kemurnian Aqidah dan Tauhid kita baik dari luar maupun dari dalam yang pasti mereka mempunyai tujuan tidak baik terhadap kita.
Pada kesempatan yang baik ini saya akan membagikan sesuatu yang mudah-mudahan bermanfaat lagi buat anda semua yaitu sebuah postingan mengenai pantun, dan disini saya satukan beberapa jenis diantaranya adalah pantun nasehat atau pantun yang mengandung pepatah, pantun anak-anak, pantun suka cita dan pantun humor, Nah untuk selengkapnya mari kita simak saja dibawah ini :
=====================
Tumbuh bukan sebagai tanaman
Hati senang bukan kepalang
Bermain bola bersama teman

Dengar lagu berirama
Tertawalah si adik manja
Mari main bersama-sama
Jangan duduk sendiri saja

Lihatlah burung kutilang
Terbang tinggi dia pulang
Main dengan senang
Jadi anak yang periang

Pagi hari baca koran
Baca berita orang hilang
Bermain kejar-kejaran
Badan sehat hati senang

Potong nilam pakai pisau
Jika engkau jujur hati
Hidup tentram jauhlah risau

Syahadat itu yang pertama
Mesti diresap sejiwa raga
Jujur itu landasan agama
Teguh dipegang sekuat tenaga

Puteri suka bunga petunia
Tanamnya di taman luas lega
Jangan mengharap pahala dunia
Jujur kita untuk ke surga

Terhampar luas bukit hijau
Hijau karena warna rumput
Dusta itu bagaikan ranjau
Membuat engkau jadi penakut

Sampan perahu mengejar kayak
Dari hulu tak kena-kena
Dusta itu bagaikan riak
Membuat hati gundah gulana

Matahari bercahaya silau
Anak negeri pergi merantau
Dusta itu bagaikan pisau
Membuat pikiran selalu risau

Pergi ke Aceh membawa gitar
Singgah ke Medan membeli ulos
Jika ingin jadi anak pintar
Rajin belajar jangan suka bolos

Pagi pagi ayam berkokok
Ayam berkokok diatas papan
Anak kecil jangan merokok
Pikirkanlah masa depan

Kepada rumput pergi berburu
Pergi berburu bersama teman
Anak baik hormati guru
Itu namanya murid budiman

Ada sisir monyet berkaca
Ada kuda mirip keledai
Rajin menulis rajin membaca
Itu pertanda anak yang pandai

Ke sungai pergi berburu
Bergerak sampai ke arah hulu
Sayangi ibu hormati guru
Itulah tanda kau nomer satu

Berenang ke sungai naik bambu
Bergerak sampai tak jemu
Jangan pernah bohongi bapak ibu
Agar Allah sayang kepadamu

Lumba-lumba ikan pintar
Pandai bermain lingkaran api
Jika sudah tumbuh besar
Harus taat mami papi

Makan es bibirnya beku
Makannya di kota Belitar
Mari kita membaca buku
Supaya jadi anak yang pintar

Ke pasar lama menanti
Tunggu ibu beli terasi
Jadilah anak yang baik hati
Agar nanti bisa berprestasi

 Beli kain warna merah
Sungguh indah dipandang mata
Kalau main jangan marah
Senang saja bersuka cita

Terbang tinggi  burung pelatuk
Datang pula burung pungguk
Bahgianya dengarkan atuk
Berdongeng sampai terbatuk-batuk

Luas nian langit biru
Saatnya menonton kuda pacu
Kalau dengar Ibu Guru
Bercerita sungguh lucu
 
Adik duduk depan halaman
Nenek lihat dengan heran
Aku datang ke rumah paman
Hari minggu saat liburan

Ibu merenda adik main layang
Anak Melayu bermain gada
Wahai nanda yang kusayang
Dengarkan olehmu nasehat ayahanda

Air tajin menyiram talas
Membeli bumbu duitnya di laci
Hiduplah rajin jangan malas
Orang malas banyak yang benci

Tuan raja belajar menari
Ditemani para hulubalang
Hidup rajin bagaikan mentari
Kelak hidupmu akan cemerlang

Kucing hutan belang di kaki
Dipungut oleh anak petani
Rajin itu mengundang rezeki
Membuat mudah hidup ini

Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah

Saya ingin makan tomat
tomat dimakan kaya manfaat
Saya ingin mencari sahabat
agar hidup punya manfaat

Matahari yang selalu bersinar
Mengkilau pancarkan sinar
Jadi murid harus rajin belajar
Agar jadi anak yang pintar

Menjahit kemeja janganlah resah
Jahit-jahit berdera
Rajin-rajinlah belajar di rumah
Agar nanti dapat juara

Makan susu sapi perah
Hasil peras sangat susah
Pagi hari ke sekolah
Sore hari ke madrasah

Kalau ada lalat di dahi
Jangan kau ia campaki
Buat apa engkau berkelahi
Lebih baik saling berbagi

Kalau ingin makan kelapa
Kupas kulit sampai tak tersisa
Kalau ingin dapat juara
Belajarlah dan jangan menyerah

Burung camar di tepi pantai
Pantai indah banyak ombaknya
Jadilah kamu anak yang pandai
Sudah pasti banyak temannya

Burung nuri di dalam sangkar
Sangkar dibuat dari bambu
Tidak baik sering bertengkar
Kalah menang jadi abu

Pergi kesawah menanam padi
Sawah dibajak dengan sapi
Jadi anak yang baik hati
Tentu tahu balas budi

Pakai payung dikala hujan
Kena baju pastilah basah
Kalau ingin lulus ujian
rajin belajar pantang menyerah

Beli sabun beli blewah
Sayang sekali uangnya kurang
Main ke kebun turun ke sawah
Bersama paman hatiku riang

Kancil jatuh kakinya luka
Untung ditolong oleh rusa
Naik delman siapa suka
Kita putar-putar desa

Memang kancil kakinya luka
Ia bercerita pada si rangkok
Delman banyak yang suka
Kuda berjalan lenggak-lenggok

Burung bangau bermain di paya
Lalu terbang jauh ke kota
Pak kusir selalu setia
Temani kami dengan cerita

Hidup itu mesti jujur. Agar badan mendapat mujur. Bukan saja mujur di dunia. Moga mujur di akherat kelak. Jauhkan darimu dusta. Karena dusta dibenci oleh Yang Esa. Tinggalkanlah jangan kau teruskan. Semoga engkau mendapat kemaafan.

Tunggu kabar tunggu berita
Kepada orang ditanyakan
Jangan bohong haramkan dusta
Apa yang benar engkau katakan

Hutan bakau menjadi taman
Agar pantai tiada hancur
Jika engkau ingin berteman
jauhkan dusta besarkan jujur

Meski apapun terjadi. Kejujuran tetap terpatri. Ia tak boleh lepas. Harus menyatu bagaikan nafas. Jika jujur
selalu. Tiada takut dalam hatimu. Karena engkau dalam kebenaran. Maka ketentraman bersemayam.

Kereta berjalan di atas roda
Raja menghela memberi tanda
Dengarkanlah wahai ananda
Cukup-lah nasehat dari ayahanda

Bahtera berlayar ke Selat Sunda
Gelombangnya besar senantiasa
Turuti-lah nasehat ibunda
Kelak hidupmu makmur sentosa

Pergi kekali seorang diri
Bersihkan diri sambil berenang
Jika kamu mampu mandiri
Mama pasti merasa senang

Tinta hitam untuk menulis
Pensil warna untuk melukis
Ilmu itu tak pernah habis
Turun temurun ke ahli waris

Pohon jati kuat kayunya
Pohon nyiur tinggi batangnya
Murid rajin banyak ilmunya
Murid malas banyak bohongnya

Suara burung indah berirama
suara anjing gonggong menggonggong
Saling memberi saling menerima
Saling bantu tolong menolong

Pergi ke pasar membeli gitar
Membeli gitar di toko depan
Rajin-rajinlah belajar
Agar bermanfaat bagi masa depan

Kucing manis berbulu legam
Lebih hitam dari jelaga
Budaya kita sunggu beragam
Mari kita bersama jaga

Pagi hari minum jamu
Supaya tubuh lebih berisi
Hormati bapak ibumu
Jadilah anak yang berbakti

Ke kamar mandi celananya basah
Aku keringkan dengan kipas
Janganlah kamu bolos sekolah
Kalau tidak ingin naik kelas

Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah

Burung dara indah warnanya
Burung perkutut indah bersuara
Ayah bunda harum namanya
Anakku sayang sering juara

Buah duku dari Palembang
Buah anggur dari bosnia
Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia

Pagi pagi ayam berkokok
Ayam berkokok diatas papan
Anak kecil jangan merokok
Pikirkanlah masa depan

lihat hiburan kuda kepang
Penarinya sedang bergoyang
Ayo kita ke tanah lapang
Jangan lupa bawa layang-layang

Jalan-jalan ke kota padang
perginya dengan adik dengan abang
Angin bertiup dengan sedang
Layang-layang pasti terbang

Bunyi kereta tut tut tut
Terdengar hingga Ci Salak
Udin lari terkentut-kentut
Rupanya dikejar anjing galak

Yang dijinjing buah salak
Yang digenggam bumbu lad
Pantaslah anjing galak menyalak
Rupanya Udin suka menggoda

Bapak tani membawa sabit
Untuk memotong semua rumput
Udin lari terbirit-birit
Neneknya merasa amat takut

Sangat tajam giginya bajing
Tajam seperti bambu runcing
Lihat udin dikejar anjing
Nenek takut sampai terkencing

Pergi kepasar membeli pita
Pita dibeli dua helai saja
Jika ingin raih cita cita
Sejak muda tekun bekerja

Tanah tandus penuh batu
Tanah subur selalu gembur
Jika orang banyak berilmu
Sehat makmur sepanjang umur

Kertas putih untuk ditulis
Benang putih dibuat katun
Jika orang suka menulis
Sampai tua tak akan pikun

Ada jarum dan juga peniti
Jangan ditusuk pastilah sakit
Sesama teman jangan berkelahi
Tak ada guna badanpun sakit

Ke kota Medan membeli ulos
Beli ulos penuh bergambar
Rajin sekolah jangan membolos
Jika membolos tak jadi pintar

Buah duku dari Palembang
Buah anggur dari bosnia
Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia

Burung merpati burung dara
Terbang tinggi jauh melanglang
Hati ini amat gembira
Sebentar lagi ayah pulang

Burung dara terbang melanglang
Hinggapnya di pucuk dedahanan
Setiap kali ayah pulang
Selalu saja ada makanan

Kolang kaling es kelapa
Campur sedikit air nira
Ayah pulang bawa apa
Ayah pulang bawa gembira

Rajut kain dengan benang
Rajutnya dengan putri dayang
Ayah pulang hati senang
Wajah ibu juga riang

Sapi putih tarik pedati
Pedatinya bergoyang-goyang
Ayah selalu baik hati
Aku ditimang aku disayang

Benih padi sedang ditebar
Burung mematuk sedang dikejar
Ayahku memang sangat penyabar
Jadilah aku suka belajar

Anakanda hendaknya mengerti. Orang tua mesti dihormati. Sebagai suara dari nurani. Sebagai ajaran budi pekerti. Orang tua adalah gerbang. Agar bahagia datang menjelang.

Jagalah olehmu. Hati perasaan Ayah dan Ibu. Jangan sesekali berkata "ah!". Saat orang tua memerintah. Turuti apa yang dikata. Sejauh selaras perintah agama. Agar hidupmu penuh pahala. Kelak hidup dicurahi berkah.

Orang tua ladang surga. Jika engkau laksanakan tuntunan agama. Dan memang setiap tindak tanduk. Menurut perintah agama haruslah tunduk.

Kancil melompat katak heran
Katak lompat pelan-pelan
Sebentar lagi kita liburan
Ingin aku jalan-jalan

Beli penggaris dari mika
Cicak menatap hati merenung
Kemana yang kamu suka
Liburan ke pantai atau gunung

Bunga cantik namanya seroja
Hewan cantik namanya rusa
Jalan-jalan ke mana saja
Pergi ke kota atau ke desa

Empek-empek tambah cuka
Lezat sekali dirasa lidah
Ke kota aku sangat suka
Ke desa juga banyak yang indah

Pasar baru tempatnya kain
Awas dompet jangan hilang
Desa tempatnya bermain
Seperti bolang berpetualang

Kain batik banyak sekodi
Perca banyak dalam goni
Turun ke sawah menanam padi
Bermain lumpur seperti petani

Terbang burung amat rendah
Terbangnya dia ke utara
Sawah itu amat indah
Terhampar bagai selendang sutra

Enak rasanya es campur
Ditemani dengan rujak
Bermain di tanam lumpur
Naik kerbau yang membajak

Ilmu sejati membawa kedamaian. Di dalam hati ilmu bersemayam. Pembawanya bagaikan padi. Makin tunduk jika berisi. Ilmu sejati membuat jiwa. Semakin permai wajahpun berwibawa. Karena ia mengenalkan kita. Kepada Tuhan Sang Pencipta.

Memancing ikan diberi umpan
Agar datang si ikan toman
Ilmu ibarat kemudi sampan
Agar hidup di garis tujuan

Apa gunanya tumbuhan temu
Ramuan jamu dengan lengkuas
Bila hati dipenuhi ilmu
Jiwanya besar pikirannya luas

Ikan nila berpindah kolam
Mencari kawan namanya tiram
Jika ilmu semakin dalam
Jiwa berani hatinya tentram

Sungguh indah syair setanggi
Merangkai kata bagai hiasan
Ilmu itu harus tinggi
Jangan dunia sebagai batasan

Jika petang suasana sepi
Hanya angin yang menderu
Ada juga karapan sapi
Sapi balapan tambah seru

Kancil lompat lewat kawat
Hendak lari membeli jajan
Sapi siapa yang paling kuat
Itulah sapi Mbah Marijan

Menanam pinang rapat-rapat
Jangan dicabut dengan tangan
Larinya sapi amat cepat
Penunggang jatuh di kubangan

Pohon pinang besar di pangkal
Tempat memanjat hewan kukang
Penontonnya terpingkal-pingkal
Celana penunggang melorot ke belakang

Anak elang jatuh ke rawa
Ditolong oleh menjangan rusa
Kasih dan sayang orang tua
Selalu ada sepanjang masa

Hari rabu memetik kelapa
Airnya segar hilang dahaga
Hormati Ibu juga Bapak
Agar kelak masuk surga

Dari apa kue lemang
Dari ketan yang dipanggang
Waktu kecil kita ditimang
Ayah Ibu harus disayang

Bapak tani menanam tebu
Pembeli datang bertanya harga
Wahai ananda hormati Ibu
Karena Ibu jalan ke surga

Empek-empek ditambah cuka
Tak terbanding enaknya rasa
Coba lihat anak durhaka
Di dunia hidupnya tersiksa

Orang dahulu hidup di goa
Biawak hidup di dalam rawa
Turuti perintah orang tua
Tiap sholat tak lupa berdoa

Mana mungkin ada buaya
Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat

Angin meniup pohon ilalang
Berkicaulah burung kutilang
Ayo teman kita berpetualang
Ayo kita jadi si bolang

Hendaklah kau luruskan niat. Hendak semangat haruslah bulat. Ilmu bukan untuk dunia. Bukan sebagai pengungkit harta. Bila ilmu memang ada. Harta datang dengan sendirinya. Karena segala yang bermanfaat. Akan menetap di muka Bumi. Meski apa yang terjadi.

Apa namanya kepala kereta
Namanya masinis bukan nakhoda
Apa tujuan ilmu kita
Tujuannya mengenal Sang Pencipta

Kolam penuh ikan sepat
Untuk dimasak di daun talas
Jika ingin ilmu manfaat
Cari guru yang tulus ikhlas

Elang terbang ke atas awan
Turun bangau badannya kumal
Bukan banyaknya pengetahuan
Ilmu adalah banyaknya amal

Ngengat mengejar kura-kura
Bertemu mereka di pelimbahan
Semangat bagai api membara
Tiada padam oleh godaan

Laut dalam tempat berenang
Tempat ikan bermain-main
Sehari seutas benang
Setahun menjadi sehelai kain

Lebah dipimpin seekor ratu
Mencari bunga dekat kencur
Air lembut menetes di batu
Lama-lama batupun hancur

Sepah tebu rasanya hambar
Bila dibakar pasti berkobar
Jika engkau terus bersabar
Ilmumu pasti akan lebar

Jangan tertipu dunia semu
Tinggal di dunia hanya sepagi
Jika engkau orang berilmu
Derajatmu pasti meninggi

Dari mana datangnya wahyu
Kepada Nabi wahyu turun
Dari mana datangnya ilmu
Dari belajar dengan tekun

Wahai ananda permata Ayahanda. Hormati guru pembawa cahaya. Ikhlas menerima sekalipun bercela. Karena merekapun adalah manusia.

Pergilah ke tengah taman
Menikmati bunga menawan
Carilah olehmu teman
Yang dapat dijadikan pedoman

Amat ternama bunga selasih
Bunga indah slalu berseri
Jika hatimu selalu bersih
Engkau akan dikelilingi kasih

Dulang bukan sembarang dulang
Dulang besar sebesar rantang
Bolang bukan sembarang bolang
Bolang pemberani menyerang pantang

Wangi nian kembang kenanga
Manalah indah pohon ara
Naik gunung mencari bunga
Hati senang hati gembira

Hujan turun belum reda
Airnya rembes dari talang
Berpetualang selagi muda
Hati bebas seperti elang

Sudah tinggi pohon enau
Sudah terbang burung pelikan
berpetualang ke sisi danau
berenang gembira dengan ikan

Harum sekali mangga kueni
Petik langsung dari dahan
Teman-teman semua berani
Loncat ke danau basah-basahan

Wahai ananda permata Ibunda. Kumpulkan ilmu di dalam qalbu. Sedalam-dalam yang engkau bisa. Walaupun jauh jalan yang kau tempuh. Ilmu laksana lentara. Api penerang di gelap gulita. Penunjuk jalan pemagar jiwa. Agar dirimu tidak terlena.

Bangau terbang iring-iringan
Terbang jauh satu kepakan
Al Quran adalah pegangan
Jangan pernah dilupakan

Tari piring tari saman
Tari lilin apinya berpijar
Al Quran adalah pedoman
Rajin-rajinlah ananda belajar

Mentari pagi sinarnya hangat
Berangkat kerja ke Pulau Rengat
Belajar haruslah semangat
Jangan tersalah pada niat

Kancil menulis di daun lontar
Ketika mentari telah bersinar
Belajar bukan sekedar pintar
Tapi menjadi pribadi benar

Hendaknya engkau hormati guru. Agar tercurah segala ilmu. Karena semakin engkau merendah. Engkau akan luas seperti samudra. Jangan sombong jangan takabur. Kelak berkah ilmu menjadi luntur. Ilmu kelak tiada guna. Segala usahamu menjadi sia-sia.

Contoh Pantun Nasehat Anak Untuk Menjaga Diri. Pantun akan kami sajikan. Untukmu ananda kasih pujaan. Moga engkau slalu dengarkan. Semua petuah jadi pedoman. Jagalah dirimu wahai ananda. Dari semua mara bahaya. Yang meletup dari dalam diri. Banyak insan tiada mengerti.

Berburu ke bukit kapur
Bawa senjata panah sangkur
Jaga diri dari kufur
Niscaya hidup penuh syukur

Kulit harimau elok disamak
Untuk tidur dengan nyenyak
Jaga diri dari tamak
Niscaya temanmu akan banyak

Pasar baru ramai marak
Tangan bertepuk mulut bersorak
Jaga diri dari congkak
Agar hidup tak luluh lantak

Air tertampung dalam tangki
Siram bunga agar tak mati
Jaga diri dari iri dengki
Niscaya sentosa relung hati

Tanam keladi tanam talas
Bawah matahari cahaya panas
Jaga diri dari malas
Niscaya punya banyak emas

Jalan-jalan ke Kota Medan
Pulangnya bawa burung bayang
Jaga diri dari godaan
Niscaya diri bertemu kejayaan

Belajarlah engkau dengan tekun. Bagaikan sebutir benih di dalam kebun. Meskipun kecil terlihat mata. Lama-lama besar menjelma. Menggapai ilmu jangan menyerah. Apalagi mundur dan kalah. Kelak hati menjadi dungu. Budi pekerti engkau tak kan tahu. Berikut contoh pantunnasehat anak tentang belajar.

Jaga dirimu dari keburukan. Sifat jelek bisikan setan. Memang kadang sudah lumrah. Yang buruk itu terlihat indah. Namun jika engkau berilmu. Engkaupun pasti sudah tahu. Yang buruk kadang dihiasi. Keindahan berwana warni.

Namun tetaplah engkau setia. Kepada fitrah yang tercipta. Sebagai hamba dari Yang Esa. Patuhlah engkau senantiasa. Bila engkau bermaksiat. Rasa nikmat hanya sekejap. Sengsara jiwa sepanjang zaman. Di dunia pun dapat kau rasakan.

Rasa dosa rasa bersalah. Serta hidup yang menjadi susah. Adalah sebagai pertanda. Agar engkau pulang kembali pada-Nya. Itulah kasih sayang-Nya. Agar engkau tiada meneruskan. Perbuatan silap dan kerusakan. Kembali ke taman penuh kedamaian.

Hendaklah engkau hiasi diri. Dengan segenap akhlak terpuji. Sepanjang zaman yang kau lalui. Semasa nafas tersisa masih. Ingat-lah wahai ananda. Semua akhlak pasti tercatat. Tidak hilang tidak-lah cacat. Segenap kebaikan yang engkau lakukan. Akan berubah menjadi istana. Sebagian menjadi sungainya. Sebagian menjadi jiwa sentosa.

Mari nanda memanjat kelapa
Hari panas sangat dahaga
Adat baik bertutur sapa
Sopan santun harus dijaga

Cahaya terang sang matahari
Lebih terang dari pelita
Pandai-pandai membawa diri
Orang sayang hiduppun bahagia

Kacang tanah rasanya gurih
Tapi pedas si buah pala
Bantu teman jangan berpamrih
Kepada Allah mengharap pahala

Dari mana kain batik
Dari pasar tanjung pinang
Jaga lisan berkata baik
Niscaya orang menjadi senang

Perih sekali tertancap ilalang
Sangat sakit susah hilang
Tajamnya kata bagai pedang
Sekali terluka tetap terkenang

Pergi ke Padang berjalan kaki
Jangan letih dipaksakan
Luka pedang dapat diobati
Luka hati susah disembuhkan

Emas perak tersimpan di rongga
Banyak yang suka mutiara
Berbuat baik kepada tetangga
Niscaya diri banyak saudara

Di manakah hidupnya ikan-ikan
Di laut dalam mereka berenang
Salahnya orang dimaafkan
Jiwa besar hatimu lapang

Tetapi ingatlah pula. Segala maksiat yang sesaat. Kan menjadi siksa tiada terkira. Di akherat penuh sengsara. Berharaplah mendapat surga. Dan takutlah pada neraka. Karena itulah perintah. Dari Allah dalam Kitab Suci-Nya.

Lalu carilah olehmu. Keridhaan Tuhan alam semesta. Agar Dia meridhai pula. Terhadap dirimu wahai ananda.

Bertemu teman mesti menyapa
Jika hujat terjadi kilat
Coba lihat jam berapa
Jam sebelas berangkat sholat

Jangan membuang air beras
Pada bunga kita siramkan
Ayo mandi lekas-lekas
Sholat Jumat akan ditegakan

Ayam diintai oleh rubah
Jamu pahit sedang diseduh
Jika khatib sedang khutbah
Simak ia jangan bergaduh

Pohon rindang banyak dahan
Jangan dahan dipatahkan
Hadapkan hati kepada Tuhan
Ayah dan Ibu engkau doakan

Di eropa hujan salju
Memang cuacanya sudah lain
Pulang sholat ganti baju
Makan dahulu barulah main

Pasar baru tempanya kain
Pergi ke sana beli satu
Silakan ananda pergi main
Jangan sampai lupa waktu

Ikan mabuk terkena tuba
Ambil ketika tuba mendera
Jika petang sudah tiba
Pulang ke rumah dengan segera

Membeli bawal dapat tenggiri
Karena pikiran tidak tertib
Segera mandi bersihkan diri
Lalu tunaikan sholat magrib

Tali kekang terikat kendur
Kudanya lari entah kemana
Bila malam segera tidur
Bergadang itu tiada guna

Berkicau merdu burung tekukur
Kepakan sayap terbang kabur
Selalulah belajar bersyukur
Niscaya rezeki tambah subur

Tekukur turun memakan sepat
Anak kera membawa lepat
Jika syukur menjadi sifat
Segenap bahagia ananda dapat

Memetik padi bersisa masih
Sisa dipatuk si burung nuri
Syukur itu berterimakasih
kepada Tuhan Maha Pemberi

Jika padi dimakan tekukur
Jangan lempar dengan lumpur
Jika Nanda tiada bersyukur
Artinya hidup dalam kufur

Burung tekukur berlaksa-laksa
Merdu sekali bunyi kicaunya
Orang kufur mendapat siksa
Di akherat dan di dunia
Facebook Twitter Google+
Back To Top