Syarat Diterimanya Ibadah Ada 2 | Ikhlas dan Mutabaah..!!
Oleh Didin Nuryadin (Adin Nuryadin)
Dalam beribadah kita jangan mengikuti
persangkaan atau perasaan. Ah ! itukan baik !, yang penting
niatnya baik !, lihat orang banyak yang melakukan. karena ukuran benar dan tidaknya melaksanakan ibadah itu bukan karena orang banyak melakukan tetapi ukuran benar dalam beribadah itu adalah ibadah yan dilakukan sesuai dengan pesanan Allah SWT.
Dalam melaksanakan ibadah ada poin yang sangat penting yaitu Athiulloha wa Athiurosul yaitu taat kepada Allah dan taat kepada rasul, 2 point ini tidak bisa dipisahkan atau diambil salah satunya karena ini sudah merupakan satu paket, contohnya ketika Allah memerintahkan kepada kita untuk sholat lalu kita melaksanakan dalam rangka mentaati perintahnya, itu baru 1 point, yang harus kita lakukan adalah mengerjakan point yang 2 (kedua) yaitu melaksanakan sholat yang sesuai dengan pesanan Allah yaitu sholat yang dicontohkan oleh rasul sebagaimana sabdanya : "sholluu kama roaetumuunii ushollii" artinya sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku (nabi muhammad) sholat. maka intinya kita wajib mengikuti cara-cara rasul dalam melaksanakan sholat dalam rangka menyempurnakan perintah Allah yang tadi. Karena tidak mungkin kita tahu Tata cara sholat serta waktu sholat kalau tidak dikasih Tau oleh Allah melalui Utusannya. akhirnya kedua point ini adalah sesuatu yang bisa meluruskan kita dalam benar melakukan ibadah baik niat ataupun kaefiyat tata cara.
Sekarang mari kita simak beberapa rujukan referensi dan dalil untuk menguatkan prinsip point penting dalam beribadah kepada Allah :
اَلأَصْلُ فِى ْالِعبَا دَاتِ
اْلحَظْرُ وَاْلمَنْعُ حَتَّى يَقُوْمَ دَلِيْلٌ عَلىَ الْمَشْرُوْعِيَّةِ
"Prinsip dasar
dalam berbagai ibadah itu " bahaya" dan "terlarang", hingga
adanya dalil yang menunjukkan pensyari'atannya".
لا
تقبل العبادة إلا بالإخلاص والمتابعة
“Tidak diterima ibadat kecuali dengan ikhlas
dan mutaba’ah ( mengikuti cara Rasul )”
Ikhlash :
Hanya karena taat kepada Allah
Mutaba’ah :
Hanya karena taat kepada Rasulullah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
(مَنْ
عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ)
“Barangsiapa mengerjakan suatu
amalan yang bukan dari perintah kami, maka amalan itu ditolak.” (mutafaqun
alaih)
Semoga uraian singkat ini bisa menjadikan referensi kita dalam melaksanakan ibadah yang benar kepada Allah SWT.