Kata-Kata Motivasi, Kata-Kata Bijak, Kata-Kata Mutiara, Kata-Kata Cinta, Pantun Nasehat, Pantun Jenaka, Contoh Proposal, Contoh Memo, Kata Kata 2016,

Optimasi Diri Melalui Do'a Yang Diajarkan Rasulullah Kepada Mu'adz

Optimasi Diri dengan Cara Berdo'a
Oleh: Didin Nuryadin (Adin)

Didalam kitab shohih Sunan Abu Daud ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Annasai dan Imam Ahmad yang diterima dari Muadz bin Jabal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz,“Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu. Maka janganlah kamu lupa untuk membaca doa ini di setiap akhir shalat: ’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu).” (HR. An Nasa’i [1303] dan Ahmad [21614] Sahih Sunan Abu Dawud.)

اللهم أعني على ذكرك وشكرك، وحسن عبادتك

Artinya: "Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu"

Ada empat point pelajaran yang diberikan oleh Rasulullah dalam do'a tersebut, 
Pertama, kita harus meminta pertolongan kepada Allah dalam dua urusan yaitu urusan akhirat dan urusan dunia yang kadang hanya urusan dunia saja kita meminta pertolongan kepada Allah SWT. dalam sehari paling sedikit kita mengucapkan "iyaka na'budu wa iyaka nasta'in" itu 17 kali dalam sehari, yaitu pernyataan hanya kepada mulah aku beribadah dan hanya kepada mu lah aku meminta pertolongan.
Kedua, meminta bantuan kepada Allah supaya kita menjadi manusia yang selalu berdzikir mengingat Allah. karena dengan berdzikir maka kita akan menjadi manusia yang tentram dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Ada timbal balik dalam masalah dzikir antara hamba dan kholik, maksud saya begini ketika hamba lupa kepada kholik maka hamba tersebut diingatkan oleh kholik melalui sistem yang telah di terapkan dalam ajaran islam, seperti disyariatkannya adzan misalnya itu adalah sebagian dari sistem yang mengingatkan seorang hamba akan kewajibannya kepada Allah SWT. itulah proses dzikir disana sedang terjadi, atau ketika hamba dalam perjalannya lalu datang kebutuhan dari dalam kemanusiannya misalnya datang kebutuhan buang air kecil dengan otomatis dia akan segera mencari wc umum, nah disinilah proses adz-dzikru akan terjadi dimana umat islam disunatkan mengucapkan do'a ketika mau masuk wc. nah inilah contoh sebagian dari proses ad-dizkru.          
Ketiga, meminta bantuan kepada Allah supaya kita menjadi manusia yang selalu mensyukuri nikmat pemberian Allah SWT, dan hadits dibawah ini adalah salah satu contoh orang bersyukur:

Dan lihatlah bagaimana Aisyah r.a. menceritakan tentang pengabdian / ibadah Rasulullah saw. Suatu saat Rasulullah saw. melakukan shalat malam sehingga kakinya terpecah-pecah. Berkata Aisyah r.a., ”Engkau melakukan ini, padahal Allah telah mengampuni dosa yang lalu dan yang akan datang.” Berkata Rasulullah saw., “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?“ (Muslim)
Keempat, meminta bantuan kepada Allah supaya kita menjadi manusia yang bisa beribadah dengan baik kepada Allah SWT.
Kata-kata "Bisa beribadah dengan baik kepada Allah" itu sesuatu yang menimbulkan sebuah pertanyaan buat kita, apa ada ibadah yang digolongkan tidak baik ?! jawabannya tentu ada, karena itu "pernyataan seorang utusan Allah yang tentunya mengetahui karakter umatnya dari Allah selaku Pencipta manusia tersebut.
Nah, sekarang mari kita simak beberapa rujukan referensi dan dalil untuk menguatkan pengetahuan kita gimana caranya ibadah yang baik dan apa point penting dalam beribadah kepada Allah :     

اَلأَصْلُ فِى ْالِعبَا دَاتِ اْلحَظْرُ وَاْلمَنْعُ حَتَّى يَقُوْمَ دَلِيْلٌ عَلىَ الْمَشْرُوْعِيَّةِ
"Prinsip dasar dalam berbagai ibadah itu " bahaya" dan "terlarang", hingga adanya dalil yang menunjukkan pensyari'atannya".
لا تقبل العبادة إلا بالإخلاص والمتابعة
“Tidak diterima ibadat kecuali dengan ikhlas dan mutaba’ah ( mengikuti cara Rasul )”

Ikhlash :
Hanya karena taat kepada Allah
Mutaba’ah :
Hanya karena taat kepada Rasulullah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ)
“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang bukan dari perintah kami, maka amalan itu ditolak.” (mutafaqun alaih)

Yaitu realisasinya melaksanakan ibadat yang niatnya hanya taat kepada Allah dan taat kepada rasul, melaksanakan kaifiyat (tata cara) nya sebagaimana kaifiyat yang dilaksanakan Rasulullah. tanpa penambahan dan pengurangan, seperti shalat sebagaimana beliau shalat, berpuasa sebagaimana beliau berpuasa dan berhaji sebagaimana beliau berhaji. Banyak dalil yang menekankan syarat (mutaba’ah) ini. Maka setiap ayat yang mensyaratkan bahwa Rasulullah. sebagai contoh dan teladan adalah sebagai petunjuk wajib untuk mengikuti beliau dalam hal yang demikian. Serta jalan satu-satunya adalah kita mengamalkan hadits-hadits yang shohih, dan ketika kita mempunyai itikad dalam hati yaitu Athi'ulloha wa Athi'urosul maka ketika kita dipertemukan dengan hadits-hadits yang shohih sebagai jalan infornasi yang kuat bagi kita dalam pelaksanaan beribadah yang benar maka hati kita akan dengan mudah terbuka untuk menerimanya.Amiin

Semoga Uraian singkat ini menjadi ilmu yang bermanfaat khususnya buat Publisher umumnya buat yang sudah mau bersilaturahmi ke Blog ini. amin
Facebook Twitter Google+
Back To Top