MAKALAH IPA
NAMA : NADILA APRILIAN ANASTASYA
KELAS : VIII B
SEKOLAH : SMPN 10 TASIKMALAYA
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
&
ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
1. Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:
1.1. Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
1.2. Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.
1.3. Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
1.4. Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
1.5. Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.
2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
2.1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
3. Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
• Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
• Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
• HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
• Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.
4. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
5.1. Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
5.2. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
5.3. Diare
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
5.4. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
5.5. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
5.6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
5.7. Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
5.8. Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
5.9. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
5.10. Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.
A. ZAT ADITIF PADA MAKANAN
Bahan kimia yang ditambahkan dalam bahan makanan sering disebut Zat Aditif. Zat aditif yang ditambahkn dalam bahan makanan harus aman digunakan, dan tidak boleh mengganggu kesehatan serta merusak makanan. Pada umumnya, penggunaan zat aditif pada makanan relatif sedikit dan secukupnya. Penggunaan zat aditif melebihi batas penggunaan yang diijinkan dapat menimbulkan, membahayakan, dan merugikan kesehatan.
Bahan aditif sengaja ditambahkan pada produk makanan dengan tujuan: memberikan daya tarik pada penampilan makanan, lebih awet saat disimpan lama, supaya lebih sedap bau dan rasanya, dan untuk mempertahankan nilai gizi. Pada umumnya zat aditif dikelompokkan menjadi 2, yaitu alami dan buatan atau sintetis. Jenis-jenis zat aditif tersebut sebagai berikut.
1. Bahan Pewarna
Tujuan penambahan bahan pewarna ke dalam bahan makanan adalah untuk menambah daya tarik makanan yang akan disajikan, sehingga dapat menambah selera makan.
a. Bahan Pewarna alami
Beberapa bahan pewarna alami yang bisa digunakan dalam bahan makanan dan telah mendapat ijin dari Depkes RI antara lain seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini.
Penambah zat pewarna alami pada makanan kebanyakan tidak menimbulkan efek samping, bahkan mungkin dapat memberi manfaat bagi tubuh, misalnya Kunyit. Kekurangan dari bahan pewarna alami sebagai berikut.
1) Bahan makanan kehilangan warna aslinya saat mengolah makanan diolah
2) Bahan pewarna alami jumlahnya terbatas
3) Bahan pewarna alami mudah rusak atau tidak tahan lama karena mengalami bproses pembusukan
4) Warna yang dihasilkan kurang kuat
Berdasarkan kelemahan-kelemahan di atas, maka dicari alternative lain sebagai pengganti pewarna alami, yaitu dengan menggunakan pewarna buatan. Pewarna buatan sering ditambahkan ke dalam bahan makanan untuk mengembalikan warna makanan dan mendapatkan aneka jenis warna makanan.
b. Bahan Pewarna buatan
Bahan pewarna buatan sengaja di tambahkan ke dalam bahan makanan dengan tujuan untuk memperoleh makanan dalam aneka warna daripada warna makanan yang sesungguhnya.
Fd (Food, Drinks, and Cosmetics) adalah kode pewarna makanan dan kosmetik yang boleh dikonsumsi masyarakat karena tidak beracun
c. Bahan pemutih
Bahan pemutih berguna untuk memperbaiki warna bahan makanan tanpa merusak komposisinya. Contohnya sebagai berikut.
1) Hidrogen peroksida, digunakan untuk memutihkan warna susu yang akan dipakai pada pembuatan keju.
2) Natrium hipoklorit, merupakan pemutih tepung pati dan digunakan untuk memudahkan tepung pati tersebut agar mudah larut dalam air.
Salah satu cirri yang menjadipatokan untuk mengetahui jenis pewarna tersebut, adalah dengan melihat corak warnanya. Apabila berwarna cerah menyolok biasanya makanan tersebut menggunakan pewarna yang dilarang, seperti : Rodhamin B untuk warna merah dan Methanil Yellow untuk warna kuning.
d. Efek Samping Penggunaan Zat Warna
Efek negative zat warna bila melebihi batasan tersebut adalah dapat menyebabkan kanker/bersifat karsinogen, terutama kanker hati, kanker kandungan kemih, dan kelainan pada ginjal.
2. Bahan Pemanis
Bahan pemanis adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam bahan makanan untuk memberikan rasa manis
a. Bahan Pemanis Alami
1) Gula pasir
2) Gula jawa/kelapa
3) Gula aren
b. Bahan Pemanis buatan
1) Siklamat
2) Sakarin
3) Kalium Assesulfam
4) Aspartam
5) Dihidrikalkon
6) Flavonoid neohesperidin
3. Bahan Pengawet
a. Bahan Pengawet Alami
1) Garam dapur
2) Gula tebu
3) Lada dan Cuka
b. Bahan Pengawet Buatan
1) Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Tolvena (BHT)
2) Natrium Benzoat
3) Asam Sorbat
4) Natrium Propionat dan Kalsium Propionat
5) Etil Format
c. Efek samping
1) Asam Salsilat
2) Borak
3) Formalin
4. Bahan Penyedap
Berguna untuk melezatkan makanan dan menimbulkan rasa enak. Terasi, garam dapur (NaCI) dan cuka merupakan penyedap alami.penyedap rasa Sintetis adalah MSG (Monosodium Glutamat), penggunaan MSG yang berlebih menyebabkan pusing bahkan dapat memicu tumbuhnya kanker.
5. Penambah Nilai Gizi
a. Penyakit Diabetes Melitus
b. Penyakit Gondok
c. Penyakit Xeroftalmia
MAKALAH IPA
NAMA : NADILA APRILIAN ANASTASYA
KELAS : VIII B
SEKOLAH : SMPN 10 TASIKMALAYA
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
&
SIFAT BAHAN DAN PEMANFAATANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan - Pencarian dengan kata kunci " Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan " di temukan di macam-jenis.com. Untuk mencari informasi atau artikel yang sesuai dengan gambar, klasifikasi, manfaat, khasiat, mahluk hidup, tanaman, tumbuhan, buah, bunga, nama latin, hewan, burung, ciri-ciri, bentuk, fungsi, sifat, anda dapat menuliskan kata kunci yang ada pada kolom pencarian yang sudah tersedia.
Dengan semakin berkembang nya teknologi internet, situs macam-jenis.com berusaha untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan pelajaran yang ada di sekolah, khususnya pelajaran ilmu pengetahuan alam atau biologi. Situs macam-jenis.com memiliki ratusan artikel biologi smp, sma, dan sekolah yang sederajat yang dapat anda jadikan masukan atau bahan referensi.
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan – Pada tumbuhan tingkat tinggi, sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan ini bergabung membentuk organ seperti akar, batang, dan daun. Organ-organ ini akan bekerja sama membentuk sistem organ. Selanjutnya, sistem organ bekerja sama membentuk individu.
Jaringan adalah kumpulan sel mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur sama. Secara garis besar, jaringan penyusun tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Yuk kita lihat macam-macam jaringan tumbuhan tersebut.
Macam-Macam struktur Jaringan Tumbuhan beserta fungsinya
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang bersifat embrional dan spesialisasi. Sel meristem selalu membelah, berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, berinti besar, vakuola kecil, dan plastida belum matang. Jaringan meristem terdapat pada ujung batang dan akar sehingga sering disebut meristem apikal. Oleh karena itu, ujung akar dan batang ini mengalami pertumbuhan atau perpanjangan.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Secara umum, jaringan ini tidak mengalami pembelahan lagi.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu jaringan epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim, pengangkut, dan gabus.
a. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan paling luar yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan. Contohnya, permukaan akar, batang, daun, buah, maupun biji. Jaringan epidermis biasanya terdiri atas selapis sel yang pipih dan rapat. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi jaringan di dalamnya dan sebagai tempat pertukaran zat.
b. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim sering disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem dasar. Jaringan ini terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Parenkim terdiri atas selsel bersegi banyak dan memiliki bentuk bermacam-macam, seperti berbentuk bulat atau berbentuk seperti bintang. Sel parenkim berfungsi untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Cadangan makanan ini disimpan di dalam vakuola dalam bentuk larutan. Selain itu, ada juga jaringan sel-sel parenkim yang memiliki klorofil sehingga mampu melakukan proses fotosintesis. Sel parenkim ini disebut klorenkim.
c. Jaringan Kolenkim
Kolenkim merupakan jaringan penyokong atau penguat pada organ tubuh tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim merupakan sel hidup dan sifatnya mirip parenkim. Ada sel kolenkim yang mengandung kloroplas dan berperan dalam proses fotosintesis. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma aktif dan memiliki bentuk memanjang dengan penebalan yang tidak merata.
d. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penguat yang terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkim sangat kuat, tebal, dan mengandung lignin. Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu serabut dan sklereid (sel batu).
Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-sel yang panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Contohnya, pelepah daun pisang. Sedangkan, sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan dinding sel yang mengalami penebalan. Contohnya, tempurung kelapa atau kulit biji keras.
e. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut atau jaringan pembuluh, merupakan jaringan tumbuhan yang berfungsi untuk pengangkutan zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu floem dan xilem. Floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Sedangkan, xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun dan bagian tubuh lainnya.
f. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel gabus yang berbentuk memanjang. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan lain yang terdapat di bawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air. Oleh karena itu, sel gabus biasanya ditemukan di permukaan luar batang.
SIFAT BAHAN DAN PEMANFAATANNYA
A. Bahan Serat
Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil (bahan pembuat pakaian).
Secara kimiawi serat adalah suatu polimer.
Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi serat alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer sintetis).
1) Serat Alami
Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral.
• Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen.
• Serat hewan berupa serat protein dapat diperoleh dari rambut domba, benang jala yang dihasilkan oleh laba laba, dan kepompong ulat sutera. Contoh tekstil dari serat protein yaitu wol dan sutera.
• Serat mineral, umumnya dibuat dari mineral asbetos.
2) Serat Sintetis
Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan dasarnya tidak tersedia secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat dari serat sintetis adalah :
• Rayon
• Polyester
• Dakron
• Nilon
3) Serat Campuran
Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat dicampurkan untuk memperbaiki kualitas bahan. Contoh tekstil dari bahan serat campuran adalah :
• TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan katun.
• TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan rayon.
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri-ciri seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran.
Karakteristik bahan serat :
1. Serat kapas dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur dan mudah terbakar. Kalau terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
2. Serat linen dibandingkan dengan katun mempunyai ciri lebih halus, lebih kuat, berkilau lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan seterika panas. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas terbakar, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
3. Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang tahan terhadap sinar matahari. Mempunyai daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah dihancurkan.
4. Serat wool, mempunyai ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. Pada pembakaran terbentuk gumpalan hitam dan berbau rambut terbakar.
5. Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya mulurnya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan panas dan api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan penghantar listrik dan panas yang jelek, sehingga mineral asbes banyak dimanfaatkan untuk pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.
6. Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur dan bakteri. Nilon tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh bila dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna cokelat.
7. Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak mudah kusut, tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi, daya serap air yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga. Apabila dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat muda.
8. TC (Tetoron Cotton) dan TR (Tetoron Rayon) mempunyai ciri kurang dapat menyerap keringat dan agak panas di badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang.
B. Bahan Karet
Karet dihasilkan oleh pohon karet (Hevea brasiliensis) berupa getah seperti susu yang disebut lateks.
Lateks diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan menyayat kulit pohon atau pada bagian kortek tumbuhan tersebut.
Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang merupakan polimer alam hasil penggumpalan lateks alam dan merupakan makromolekul poliisoprena (C5H8)n.
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Banyak dari karet sintetis adalah kopolimer, yaitu polimer yang terdiri dari lebih dari satu jenis monomer. Karet sintetis dapat diubah susunannya sehingga diperoleh sifat yang sesuai dengan kegunaannya.
Berikut beberapa jenis karet sintetis dengan sifat dan kegunaannya.
1. NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang tinggi terhadap minyak, digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot, serta peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan bermotor.
2. CR (Chloroprene Rubber), CR dengan ciri tahan terhadap nyala api, digunakan sebagai bahan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gaskot, dan sabuk pengangkut.
3. IIR (Isobutene Isoprene Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan untuk bahan ban bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki, tempat penyimpan lemak dan minyak.
C. Bahan Tanah Liat dan Keramik
Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan keramik.
Secara kimiawi tanah liat termasuk hidrosilikat alumina.
Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan basah, keras bila kering, dan bila dibakar menjadi padat dan kuat.
Secara umum barang-barang yang dibuat dari tanah liat dinamakan keramik.
Namun, saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Keramik tradisional
Keramik tradisional bahan bakunya dari tanah liat.
Berdasarkan komposisi tanah liat dan suhu pembakarannya, keramik tradisional dibedakan menjadi tembikar (terakota), gerabah (earthenware), keramik batu (stoneware), dan porselen (porcelain).
• Terakota atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran sekitar 1000oC.
• Gerabah adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran 1200oC.
• Keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain diantaranya kuarsa dan air, dibakar sampai suhu 1200oC-2000oC.
• Porselin dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai matang pada pembakaran 15000oC.
2) Keramik halus
Keramik halus atau keramik teknik yang bahan bakunya dari oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dan lainnya).
Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
Peralatan yang diperlukan untuk membuat keramik, antara lain :
• Mixer (untuk mengaduk bahan keramik)
• Glasir (berfungsi mengkilapkan)
• Cetakan gypsum
• Penggiling glasir
• Rak pengering
• Pencelup glasir
• Oven atau tungku pemanas
Teknik Pembuatan Keramik
Pembuatan keramik umumnya dilakukan dengan tiga teknik pembentukan keramik, yaitu:
• Pembentukan tangan langsung (hand building).
• Teknik putar (throwing), dan
• Teknik cetak (casting).
Langkah-langkah pembuatan keramik sebagai berikut :
Tahap pembentukan, yaitu tahap pengubahan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki.
1. Pengeringan, bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat pada badan keramik.
2. Pembakaran, yaitu proses mengubah bahan yang rapuh menjadi bahan yang padat, keras, dan kuat.
3. Glasir, untuk melapisi permukaan keramik melalui proses pengeringan. Glasir merupakan material yang terdiri atas beberapa bahan tanah atau batuan silikat yang akan membuat permukaan keramik seperti gelas yang mengkilap.
4. Tahap pelukisan untuk memberikan hiasan dengan motif-motif yang menarik.
5. Pembakaran kembali dalam oven dengan suhu lebih kurang 800o C.
6. Pengemasan sesuai permintaan.
D. Bahan Gelas
Bahan gelas dan kaca yang digunakan oleh masyarakat prasejarah berasal dari kaca alami yang disebut obsidian.
Obsidian adalah produk sampingan alami dari letusan gunung berapi berupa benda yang tajam, mengkilap dengan warna hitam, orange, abu-abu, atau hijau.
Menurut catatan sejarah, kaca sudah diproduksi sejak tahun 4 SM (Sebelum Masehi) yaitu dengan bahan pasir kuarsit yang dipanaskan sampai meleleh kemudian dibiarkan dingin, dan terbentuklah benda keras yang tembus pandang.
Bahan baku pembuatan kaca ada dua kelompok yaitu :
1. Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar meliputi pasir silika, soda abu, batu kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet).
2. Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah kecil meliputi natrium sulfat, natrium bikromat, selenium dan arang. Pasir silika, batu kapur dan feldspar sangat melimpah di Indonesia.
Gelas aman digunakan sebagai kemasan karena beberapa sifat unggul berikut :
• Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.
• Tidak dapat bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan kimia).
• Dapat didaur ulang.
• Dapat ditutup kembali setelah dibuka.
• Tembus pandang sehingga isinya dapat dilihat.
• Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).
• Kaku dan kuat sehingga dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.
• Gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa mengalami kerusakan.
Jenis kaca berbeda memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Salah satu sifat fisik kaca adalah densitas atau kepadatan. Kepadatan adalah massa persatuan volume.
Keterangan :
ρ = Massa Jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m = Massa benda (kg atau gram)
v = Volume benda (m3 atau cm3)
E. Bahan Kayu
Tumbuhan di sekitar kita terdiri atas kelompok tumbuhan batang basah yang disebut herbaceus dan tumbuhan batang berkayu yang disebut lignosus. Selanjutnya, kelompok tumbuhan batang berkayu dibedakan antara perdu dan pohon. Pada umumnya kayu yang digunakan sebagai bahan untuk berbagai keperluan diperoleh dari kelompok tumbuhan berkayu berupa pohon.
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan masak seperti sendok kayu, perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, alat transportasi (perahu), dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga, aksesoris, dan cindera mata.
Kayu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan karena mengandung komponen penting yaitu selulosa, lignin, dan senyawa ekstraktif (senyawa tertentu yang dapat diambil dari kayu).
• Selulosa merupakan senyawa polimer turunan dari glukosa, dapat mencapai 70% dari berat kayu. Selulosa merupakan bahan utama pembuatan kertas dan tekstil.
• Lignin merupakan komponen pembentuk kayu, meliputi 18-28% berat kayu. Secara kimiawi, kayu keras dan kayu lunak dibedakan pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.
• Senyawa ekstraktif dapat berupa zat warna, getah, resin, lilin, dan lainnya, yang jumlah dan jenisnya tergantung spesies pohonnya. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi kayu dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan nonkayu.
Pemanfaatan kayu disesuaikan dengan sifat-sifatnya. Kayu dari jenis pohon yang berbeda mempunyai sifat yang berbeda. Pengenalan atas sifat-sifat akan sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu.
Berikut beberapa sifat kayu :
1) Bobot dan Berat Jenis
Bobot suatu jenis kayu bergantung pada kandungan zat kayu, jumlah poripori, zat ekstraktif, dan kadar air. Bobot kayu ditunjukkan dengan berat jenis (BJ) kayu, dan dipakai sebagai patokan kualitas kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu digolongkan menjadi empat, yaitu: sangat berat dengan BJ > 90; berat dengan BJ 0,75-0,90; sedang dengan BJ 0,60-0,75; dan ringan dengan BJ <60. Berat jenis berhubungan dengan kekuatan kayu. Pada umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu tersebut semakin kuat pula.
2) Keawetan
Keawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama dan penyakit perusak kayu, misalnya serangga dan jamur. Keawetan kayu disebabkan kandungan senyawa ekstraktif di dalam kayu. Kayu jati memiliki senyawa ekstraktif tectoquinon, kayu ulin mengandung silika. Kedua jenis kayu tersebut memiliki tingkat keawetan yang tinggi.
3) Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna kayu juga dipengaruhi oleh posisinya dalam batang, umur pohon dan lingkungan. Kayu dari pohon yang tua warnanya lebih gelap dari kayu yang masih muda meskipun jenisnya sama. Kayu kering warnanya berbeda dengan kayu basah.
4) Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif serat kayu, yang teksturnya kasar, sedang, dan halus. Arah serat adalah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu terhadap sumbu batang. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
5) Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak, dan lainnya). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, dan kadar zat ekstraktif dalam kayu.
6) Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang. Untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kayu kulim) dan bau zat penyamak (kayu jati).
7) Nilai Dekoratif
Nilai dekoratif berhubungan dengan keindahan. Nilai dekoratif kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan pola-pola tertentu.
8) Kekerasan atau Densitas
Kekerasan kayu berhubungan langsung dengan bobot kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu yang berat. Kayu-kayu yang ringan termasuk kayu yang lunak.
Berdasarkan kekerasannya kayu digolongkan menjadi dua, yaitu kayu lunak (soft wood) dan kayu keras (hard wood).
• Kayu lunak yaitu kayu yang yang berasal dari tumbuhan yang berdaun seperti jarum misalnya pinus. Ciri fisik kayu lunak memiliki lubang pori-pori besar.
• Kayu keras berasal dari tumbuhan yang daunnya lebar misalnya jati dan mahoni. Ciri fisik kayu keras adalah serat kayunya berbentuk bulat telur atau spiral, dan ikatan antarpori-porinya lebih kuat.
Densitas diukur dalam satuan kg/m3.
Rata-rata densitas kayu yang ada adalah sekitar 320 - 720 kg/m3.
Ada beberapa jenis kayu yang sangat lunak hingga 160 kg/m3 dan paling tinggi kekerasan kayu pada level 1.000 kg/m3.
NAMA : NADILA APRILIAN ANASTASYA
KELAS : VIII B
SEKOLAH : SMPN 10 TASIKMALAYA
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
&
ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
1. Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:
1.1. Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
1.2. Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.
1.3. Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
1.4. Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
1.5. Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.
2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
2.1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
3. Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
• Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
• Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
• HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
• Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.
4. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
5.1. Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
5.2. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
5.3. Diare
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
5.4. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
5.5. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
5.6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
5.7. Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
5.8. Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
5.9. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
5.10. Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.
A. ZAT ADITIF PADA MAKANAN
Bahan kimia yang ditambahkan dalam bahan makanan sering disebut Zat Aditif. Zat aditif yang ditambahkn dalam bahan makanan harus aman digunakan, dan tidak boleh mengganggu kesehatan serta merusak makanan. Pada umumnya, penggunaan zat aditif pada makanan relatif sedikit dan secukupnya. Penggunaan zat aditif melebihi batas penggunaan yang diijinkan dapat menimbulkan, membahayakan, dan merugikan kesehatan.
Bahan aditif sengaja ditambahkan pada produk makanan dengan tujuan: memberikan daya tarik pada penampilan makanan, lebih awet saat disimpan lama, supaya lebih sedap bau dan rasanya, dan untuk mempertahankan nilai gizi. Pada umumnya zat aditif dikelompokkan menjadi 2, yaitu alami dan buatan atau sintetis. Jenis-jenis zat aditif tersebut sebagai berikut.
1. Bahan Pewarna
Tujuan penambahan bahan pewarna ke dalam bahan makanan adalah untuk menambah daya tarik makanan yang akan disajikan, sehingga dapat menambah selera makan.
a. Bahan Pewarna alami
Beberapa bahan pewarna alami yang bisa digunakan dalam bahan makanan dan telah mendapat ijin dari Depkes RI antara lain seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini.
Penambah zat pewarna alami pada makanan kebanyakan tidak menimbulkan efek samping, bahkan mungkin dapat memberi manfaat bagi tubuh, misalnya Kunyit. Kekurangan dari bahan pewarna alami sebagai berikut.
1) Bahan makanan kehilangan warna aslinya saat mengolah makanan diolah
2) Bahan pewarna alami jumlahnya terbatas
3) Bahan pewarna alami mudah rusak atau tidak tahan lama karena mengalami bproses pembusukan
4) Warna yang dihasilkan kurang kuat
Berdasarkan kelemahan-kelemahan di atas, maka dicari alternative lain sebagai pengganti pewarna alami, yaitu dengan menggunakan pewarna buatan. Pewarna buatan sering ditambahkan ke dalam bahan makanan untuk mengembalikan warna makanan dan mendapatkan aneka jenis warna makanan.
b. Bahan Pewarna buatan
Bahan pewarna buatan sengaja di tambahkan ke dalam bahan makanan dengan tujuan untuk memperoleh makanan dalam aneka warna daripada warna makanan yang sesungguhnya.
Fd (Food, Drinks, and Cosmetics) adalah kode pewarna makanan dan kosmetik yang boleh dikonsumsi masyarakat karena tidak beracun
c. Bahan pemutih
Bahan pemutih berguna untuk memperbaiki warna bahan makanan tanpa merusak komposisinya. Contohnya sebagai berikut.
1) Hidrogen peroksida, digunakan untuk memutihkan warna susu yang akan dipakai pada pembuatan keju.
2) Natrium hipoklorit, merupakan pemutih tepung pati dan digunakan untuk memudahkan tepung pati tersebut agar mudah larut dalam air.
Salah satu cirri yang menjadipatokan untuk mengetahui jenis pewarna tersebut, adalah dengan melihat corak warnanya. Apabila berwarna cerah menyolok biasanya makanan tersebut menggunakan pewarna yang dilarang, seperti : Rodhamin B untuk warna merah dan Methanil Yellow untuk warna kuning.
d. Efek Samping Penggunaan Zat Warna
Efek negative zat warna bila melebihi batasan tersebut adalah dapat menyebabkan kanker/bersifat karsinogen, terutama kanker hati, kanker kandungan kemih, dan kelainan pada ginjal.
2. Bahan Pemanis
Bahan pemanis adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam bahan makanan untuk memberikan rasa manis
a. Bahan Pemanis Alami
1) Gula pasir
2) Gula jawa/kelapa
3) Gula aren
b. Bahan Pemanis buatan
1) Siklamat
2) Sakarin
3) Kalium Assesulfam
4) Aspartam
5) Dihidrikalkon
6) Flavonoid neohesperidin
3. Bahan Pengawet
a. Bahan Pengawet Alami
1) Garam dapur
2) Gula tebu
3) Lada dan Cuka
b. Bahan Pengawet Buatan
1) Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Tolvena (BHT)
2) Natrium Benzoat
3) Asam Sorbat
4) Natrium Propionat dan Kalsium Propionat
5) Etil Format
c. Efek samping
1) Asam Salsilat
2) Borak
3) Formalin
4. Bahan Penyedap
Berguna untuk melezatkan makanan dan menimbulkan rasa enak. Terasi, garam dapur (NaCI) dan cuka merupakan penyedap alami.penyedap rasa Sintetis adalah MSG (Monosodium Glutamat), penggunaan MSG yang berlebih menyebabkan pusing bahkan dapat memicu tumbuhnya kanker.
5. Penambah Nilai Gizi
a. Penyakit Diabetes Melitus
b. Penyakit Gondok
c. Penyakit Xeroftalmia
MAKALAH IPA
NAMA : NADILA APRILIAN ANASTASYA
KELAS : VIII B
SEKOLAH : SMPN 10 TASIKMALAYA
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
&
SIFAT BAHAN DAN PEMANFAATANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan - Pencarian dengan kata kunci " Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan " di temukan di macam-jenis.com. Untuk mencari informasi atau artikel yang sesuai dengan gambar, klasifikasi, manfaat, khasiat, mahluk hidup, tanaman, tumbuhan, buah, bunga, nama latin, hewan, burung, ciri-ciri, bentuk, fungsi, sifat, anda dapat menuliskan kata kunci yang ada pada kolom pencarian yang sudah tersedia.
Dengan semakin berkembang nya teknologi internet, situs macam-jenis.com berusaha untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan pelajaran yang ada di sekolah, khususnya pelajaran ilmu pengetahuan alam atau biologi. Situs macam-jenis.com memiliki ratusan artikel biologi smp, sma, dan sekolah yang sederajat yang dapat anda jadikan masukan atau bahan referensi.
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan – Pada tumbuhan tingkat tinggi, sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan ini bergabung membentuk organ seperti akar, batang, dan daun. Organ-organ ini akan bekerja sama membentuk sistem organ. Selanjutnya, sistem organ bekerja sama membentuk individu.
Jaringan adalah kumpulan sel mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur sama. Secara garis besar, jaringan penyusun tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Yuk kita lihat macam-macam jaringan tumbuhan tersebut.
Macam-Macam struktur Jaringan Tumbuhan beserta fungsinya
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang bersifat embrional dan spesialisasi. Sel meristem selalu membelah, berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, berinti besar, vakuola kecil, dan plastida belum matang. Jaringan meristem terdapat pada ujung batang dan akar sehingga sering disebut meristem apikal. Oleh karena itu, ujung akar dan batang ini mengalami pertumbuhan atau perpanjangan.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Secara umum, jaringan ini tidak mengalami pembelahan lagi.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu jaringan epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim, pengangkut, dan gabus.
a. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan paling luar yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan. Contohnya, permukaan akar, batang, daun, buah, maupun biji. Jaringan epidermis biasanya terdiri atas selapis sel yang pipih dan rapat. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi jaringan di dalamnya dan sebagai tempat pertukaran zat.
b. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim sering disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem dasar. Jaringan ini terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Parenkim terdiri atas selsel bersegi banyak dan memiliki bentuk bermacam-macam, seperti berbentuk bulat atau berbentuk seperti bintang. Sel parenkim berfungsi untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Cadangan makanan ini disimpan di dalam vakuola dalam bentuk larutan. Selain itu, ada juga jaringan sel-sel parenkim yang memiliki klorofil sehingga mampu melakukan proses fotosintesis. Sel parenkim ini disebut klorenkim.
c. Jaringan Kolenkim
Kolenkim merupakan jaringan penyokong atau penguat pada organ tubuh tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim merupakan sel hidup dan sifatnya mirip parenkim. Ada sel kolenkim yang mengandung kloroplas dan berperan dalam proses fotosintesis. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma aktif dan memiliki bentuk memanjang dengan penebalan yang tidak merata.
d. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penguat yang terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkim sangat kuat, tebal, dan mengandung lignin. Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu serabut dan sklereid (sel batu).
Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-sel yang panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Contohnya, pelepah daun pisang. Sedangkan, sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan dinding sel yang mengalami penebalan. Contohnya, tempurung kelapa atau kulit biji keras.
e. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut atau jaringan pembuluh, merupakan jaringan tumbuhan yang berfungsi untuk pengangkutan zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu floem dan xilem. Floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Sedangkan, xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun dan bagian tubuh lainnya.
f. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel gabus yang berbentuk memanjang. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan lain yang terdapat di bawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air. Oleh karena itu, sel gabus biasanya ditemukan di permukaan luar batang.
SIFAT BAHAN DAN PEMANFAATANNYA
A. Bahan Serat
Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil (bahan pembuat pakaian).
Secara kimiawi serat adalah suatu polimer.
Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi serat alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer sintetis).
1) Serat Alami
Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral.
• Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen.
• Serat hewan berupa serat protein dapat diperoleh dari rambut domba, benang jala yang dihasilkan oleh laba laba, dan kepompong ulat sutera. Contoh tekstil dari serat protein yaitu wol dan sutera.
• Serat mineral, umumnya dibuat dari mineral asbetos.
2) Serat Sintetis
Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan dasarnya tidak tersedia secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat dari serat sintetis adalah :
• Rayon
• Polyester
• Dakron
• Nilon
3) Serat Campuran
Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat dicampurkan untuk memperbaiki kualitas bahan. Contoh tekstil dari bahan serat campuran adalah :
• TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan katun.
• TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan rayon.
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri-ciri seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran.
Karakteristik bahan serat :
1. Serat kapas dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur dan mudah terbakar. Kalau terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
2. Serat linen dibandingkan dengan katun mempunyai ciri lebih halus, lebih kuat, berkilau lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan seterika panas. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas terbakar, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
3. Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang tahan terhadap sinar matahari. Mempunyai daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah dihancurkan.
4. Serat wool, mempunyai ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. Pada pembakaran terbentuk gumpalan hitam dan berbau rambut terbakar.
5. Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya mulurnya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan panas dan api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan penghantar listrik dan panas yang jelek, sehingga mineral asbes banyak dimanfaatkan untuk pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.
6. Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur dan bakteri. Nilon tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh bila dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna cokelat.
7. Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak mudah kusut, tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi, daya serap air yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga. Apabila dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat muda.
8. TC (Tetoron Cotton) dan TR (Tetoron Rayon) mempunyai ciri kurang dapat menyerap keringat dan agak panas di badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang.
B. Bahan Karet
Karet dihasilkan oleh pohon karet (Hevea brasiliensis) berupa getah seperti susu yang disebut lateks.
Lateks diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan menyayat kulit pohon atau pada bagian kortek tumbuhan tersebut.
Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang merupakan polimer alam hasil penggumpalan lateks alam dan merupakan makromolekul poliisoprena (C5H8)n.
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Banyak dari karet sintetis adalah kopolimer, yaitu polimer yang terdiri dari lebih dari satu jenis monomer. Karet sintetis dapat diubah susunannya sehingga diperoleh sifat yang sesuai dengan kegunaannya.
Berikut beberapa jenis karet sintetis dengan sifat dan kegunaannya.
1. NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang tinggi terhadap minyak, digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot, serta peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan bermotor.
2. CR (Chloroprene Rubber), CR dengan ciri tahan terhadap nyala api, digunakan sebagai bahan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gaskot, dan sabuk pengangkut.
3. IIR (Isobutene Isoprene Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan untuk bahan ban bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki, tempat penyimpan lemak dan minyak.
C. Bahan Tanah Liat dan Keramik
Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan keramik.
Secara kimiawi tanah liat termasuk hidrosilikat alumina.
Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan basah, keras bila kering, dan bila dibakar menjadi padat dan kuat.
Secara umum barang-barang yang dibuat dari tanah liat dinamakan keramik.
Namun, saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Keramik tradisional
Keramik tradisional bahan bakunya dari tanah liat.
Berdasarkan komposisi tanah liat dan suhu pembakarannya, keramik tradisional dibedakan menjadi tembikar (terakota), gerabah (earthenware), keramik batu (stoneware), dan porselen (porcelain).
• Terakota atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran sekitar 1000oC.
• Gerabah adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran 1200oC.
• Keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain diantaranya kuarsa dan air, dibakar sampai suhu 1200oC-2000oC.
• Porselin dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai matang pada pembakaran 15000oC.
2) Keramik halus
Keramik halus atau keramik teknik yang bahan bakunya dari oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dan lainnya).
Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
Peralatan yang diperlukan untuk membuat keramik, antara lain :
• Mixer (untuk mengaduk bahan keramik)
• Glasir (berfungsi mengkilapkan)
• Cetakan gypsum
• Penggiling glasir
• Rak pengering
• Pencelup glasir
• Oven atau tungku pemanas
Teknik Pembuatan Keramik
Pembuatan keramik umumnya dilakukan dengan tiga teknik pembentukan keramik, yaitu:
• Pembentukan tangan langsung (hand building).
• Teknik putar (throwing), dan
• Teknik cetak (casting).
Langkah-langkah pembuatan keramik sebagai berikut :
Tahap pembentukan, yaitu tahap pengubahan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki.
1. Pengeringan, bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat pada badan keramik.
2. Pembakaran, yaitu proses mengubah bahan yang rapuh menjadi bahan yang padat, keras, dan kuat.
3. Glasir, untuk melapisi permukaan keramik melalui proses pengeringan. Glasir merupakan material yang terdiri atas beberapa bahan tanah atau batuan silikat yang akan membuat permukaan keramik seperti gelas yang mengkilap.
4. Tahap pelukisan untuk memberikan hiasan dengan motif-motif yang menarik.
5. Pembakaran kembali dalam oven dengan suhu lebih kurang 800o C.
6. Pengemasan sesuai permintaan.
D. Bahan Gelas
Bahan gelas dan kaca yang digunakan oleh masyarakat prasejarah berasal dari kaca alami yang disebut obsidian.
Obsidian adalah produk sampingan alami dari letusan gunung berapi berupa benda yang tajam, mengkilap dengan warna hitam, orange, abu-abu, atau hijau.
Menurut catatan sejarah, kaca sudah diproduksi sejak tahun 4 SM (Sebelum Masehi) yaitu dengan bahan pasir kuarsit yang dipanaskan sampai meleleh kemudian dibiarkan dingin, dan terbentuklah benda keras yang tembus pandang.
Bahan baku pembuatan kaca ada dua kelompok yaitu :
1. Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar meliputi pasir silika, soda abu, batu kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet).
2. Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah kecil meliputi natrium sulfat, natrium bikromat, selenium dan arang. Pasir silika, batu kapur dan feldspar sangat melimpah di Indonesia.
Gelas aman digunakan sebagai kemasan karena beberapa sifat unggul berikut :
• Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.
• Tidak dapat bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan kimia).
• Dapat didaur ulang.
• Dapat ditutup kembali setelah dibuka.
• Tembus pandang sehingga isinya dapat dilihat.
• Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).
• Kaku dan kuat sehingga dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.
• Gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa mengalami kerusakan.
Jenis kaca berbeda memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Salah satu sifat fisik kaca adalah densitas atau kepadatan. Kepadatan adalah massa persatuan volume.
Keterangan :
ρ = Massa Jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m = Massa benda (kg atau gram)
v = Volume benda (m3 atau cm3)
E. Bahan Kayu
Tumbuhan di sekitar kita terdiri atas kelompok tumbuhan batang basah yang disebut herbaceus dan tumbuhan batang berkayu yang disebut lignosus. Selanjutnya, kelompok tumbuhan batang berkayu dibedakan antara perdu dan pohon. Pada umumnya kayu yang digunakan sebagai bahan untuk berbagai keperluan diperoleh dari kelompok tumbuhan berkayu berupa pohon.
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan masak seperti sendok kayu, perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, alat transportasi (perahu), dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga, aksesoris, dan cindera mata.
Kayu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan karena mengandung komponen penting yaitu selulosa, lignin, dan senyawa ekstraktif (senyawa tertentu yang dapat diambil dari kayu).
• Selulosa merupakan senyawa polimer turunan dari glukosa, dapat mencapai 70% dari berat kayu. Selulosa merupakan bahan utama pembuatan kertas dan tekstil.
• Lignin merupakan komponen pembentuk kayu, meliputi 18-28% berat kayu. Secara kimiawi, kayu keras dan kayu lunak dibedakan pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.
• Senyawa ekstraktif dapat berupa zat warna, getah, resin, lilin, dan lainnya, yang jumlah dan jenisnya tergantung spesies pohonnya. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi kayu dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan nonkayu.
Pemanfaatan kayu disesuaikan dengan sifat-sifatnya. Kayu dari jenis pohon yang berbeda mempunyai sifat yang berbeda. Pengenalan atas sifat-sifat akan sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu.
Berikut beberapa sifat kayu :
1) Bobot dan Berat Jenis
Bobot suatu jenis kayu bergantung pada kandungan zat kayu, jumlah poripori, zat ekstraktif, dan kadar air. Bobot kayu ditunjukkan dengan berat jenis (BJ) kayu, dan dipakai sebagai patokan kualitas kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu digolongkan menjadi empat, yaitu: sangat berat dengan BJ > 90; berat dengan BJ 0,75-0,90; sedang dengan BJ 0,60-0,75; dan ringan dengan BJ <60. Berat jenis berhubungan dengan kekuatan kayu. Pada umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu tersebut semakin kuat pula.
2) Keawetan
Keawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama dan penyakit perusak kayu, misalnya serangga dan jamur. Keawetan kayu disebabkan kandungan senyawa ekstraktif di dalam kayu. Kayu jati memiliki senyawa ekstraktif tectoquinon, kayu ulin mengandung silika. Kedua jenis kayu tersebut memiliki tingkat keawetan yang tinggi.
3) Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna kayu juga dipengaruhi oleh posisinya dalam batang, umur pohon dan lingkungan. Kayu dari pohon yang tua warnanya lebih gelap dari kayu yang masih muda meskipun jenisnya sama. Kayu kering warnanya berbeda dengan kayu basah.
4) Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif serat kayu, yang teksturnya kasar, sedang, dan halus. Arah serat adalah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu terhadap sumbu batang. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
5) Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak, dan lainnya). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, dan kadar zat ekstraktif dalam kayu.
6) Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang. Untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kayu kulim) dan bau zat penyamak (kayu jati).
7) Nilai Dekoratif
Nilai dekoratif berhubungan dengan keindahan. Nilai dekoratif kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan pola-pola tertentu.
8) Kekerasan atau Densitas
Kekerasan kayu berhubungan langsung dengan bobot kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu yang berat. Kayu-kayu yang ringan termasuk kayu yang lunak.
Berdasarkan kekerasannya kayu digolongkan menjadi dua, yaitu kayu lunak (soft wood) dan kayu keras (hard wood).
• Kayu lunak yaitu kayu yang yang berasal dari tumbuhan yang berdaun seperti jarum misalnya pinus. Ciri fisik kayu lunak memiliki lubang pori-pori besar.
• Kayu keras berasal dari tumbuhan yang daunnya lebar misalnya jati dan mahoni. Ciri fisik kayu keras adalah serat kayunya berbentuk bulat telur atau spiral, dan ikatan antarpori-porinya lebih kuat.
Densitas diukur dalam satuan kg/m3.
Rata-rata densitas kayu yang ada adalah sekitar 320 - 720 kg/m3.
Ada beberapa jenis kayu yang sangat lunak hingga 160 kg/m3 dan paling tinggi kekerasan kayu pada level 1.000 kg/m3.