Sahabat adin blog, yang di muliakan oleh Allah SWT, pertama-tama mari kita panjatkan puja serta puji kehadirat Allah SWT, oleh karena-Nya kita masih diberi kesehatan jasmani dan kesehatan rohani, dengan sehatnya rohani, kita masih bisa menerima semua hidayah petunjuk dari Allah dan membenarkan serta meyakininya untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta sehatnya jasmani kita, dengan berusaha merealisasikan apa yang telah dibenarkan oleh hati kita dalam bentuk sikap taat kepada Allah yaitu menjalankan kewajiban dan sunnah serta menjauhi larangannya.
Sahabat adin blog yang saya cintai, pada kesempatan kali ini saya akan sedikit menjelaskan mengenai Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari.
Kejadian Alam yaitu Proses terjadinya Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari adalah sudah diceritakan oleh Allah dalam Kitab Al-Quran yang kemudian dijelaskan oleh utusannya yaitu Muhammad Rasulullah SAW dalam Haditsnya, 2 kejadian Alam ini yaitu Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari adalah 2 tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah sebagai pemilik alam raya ini.
Gerhana Bulan di kenal dalam bahasa arab yaitu dengan istilah "Khusuf" dan Gerhana Matahari disebut "Kusuf", pada waktu kejadian kedua nya dalam syariat Islam dianjurkan berapa tindakan yang sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW., (1) diawal gerhana takbir dengan ucapan (Allahu Akbar..x3 laa ilaa ha illallahu allahu akbar, allahu akbar walillah ilham) kemudian (2) pada pertengahan gerhana mengerjakan sholat sunah 2 rakaat kemudian dilanjutkan ceramah atau biasa disebut khutbah gerhana dan (3) dilanjutkan shodaqoh bagi orang yang mampu, buat Orang yang beragama Islam hukum melaksanakan sholat Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari adalah Sunnah, namun jelas sebagai umat Nabi Muhammad kita sangat dianjurkan untuk melaksanakannya, karena ini merupakan bagian dari syariat Islam dengan tata cara/kaifiyat yang di contohkah oleh Rasulullah di dalam haditsnya.
Sholat Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari yang jelas pastinya sholat sunat gerhana bulan dikerjakannya malam hari sesudah terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar, tepatnya dilakukan sholat tergantung waktu dari proses terjadinya gerhana tersebut, dan Sholat gerhana matahari pastinya dilakukan di siang hari dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, tepatnya melakukan sholat itu disesuaikan dengan kejadian gerhana itu sendiri.
Dalil-dalil tentang gerhana bulan dan gerhana matahari :
Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya (Q.S. Al-Qiyamah:7-8)
Artinya :
"Khusuf itu untuk bulan. Sedangkan Kusuf untuk matahari. Ada yang menyatakan kusuf itu untuk kedunya apabila hilang sebagian cahayanya. Sedangkan khusuf apabila hilang seluruhnya."
(Mufradat Alfazhil Quran:149)
(Mufradat Alfazhil Quran:149)
Artinya :
"WA KHASAFAL QOMAR yaitu: hilang cahaya-nya. Sebagaimana kita memahaminya dari keadaan-nya di dunia. Akan tetapi khusuf di dunia itu hingga terang. Sedangkan di akhirat cahayanya tidak akan kembali lagi." (Tafsir Al-Maraghi,XXIX:148)
عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: كَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ * يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ النَّاسُ: كَسَفَتْ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ.)
Artinya :
Dari Al-Mughirah bn Syu’bah, ia berkata,”Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah saw. (yaitu) pada hari wafatnya Ibrahim (putra Nabi). Kemudian orang-orang berkata,’Terjadinya gerhana matahari itu karena wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah saw. bersabda,’Sesungguhnya matahari dan bulan itu tidak gerhana karena wafat seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Maka apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah.
(Shahih Al-Bukhari,I:228 no.1043)
(Shahih Al-Bukhari,I:228 no.1043)
عَنْ عَائِشَةَ … فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا.
Artinya :
Dari Aisyah… (Beliau bersabda), “Apabila kalian melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah, dan bershodaqohlah”.
(Shahih Al-Bukhari,I:220 no.1044)
(Shahih Al-Bukhari,I:220 no.1044)
وَمِنْ ءَايَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لاَ تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلاَ لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
(Q.S. Fushilat:37)
(Q.S. Fushilat:37)