Kata-Kata Motivasi, Kata-Kata Bijak, Kata-Kata Mutiara, Kata-Kata Cinta, Pantun Nasehat, Pantun Jenaka, Contoh Proposal, Contoh Memo, Kata Kata 2016,

Masyarakat Kota Versus Masyarakat Desa

Orang desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antar sesama warganya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan. Penduduk masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan, meskipun pekerjaan yang lain pun ada seperti tukang kayu dan tukang batu. Sering ditemukan bukti, ketika musim bertani datang, mereka yang bekerja diluar pertanian kembali bertani. Mereka bekarja diluar pertanian hanya untuk sementara saja, ketika pekerjaan peranian sedang tidak dilakukan mereka melakukan pekerjaan diluar pertnian.

Pekerjaan bertani biasanya dilakukan bersama-sama antara anggota masyarakat desa lainnya. Sebagai akibat dari karjasama ini, timbulah kebiasaan dalam masyarakat yang dinamakan gotong royong. Oleh karena itu, pada masyarakat desa jarang dijumpai pekerjaan berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pekerjaan didasarkan pada usia (kareana kekuatan fisiknya) dan jenis kelamin.
Usia dan ketokohan sangat berperan dalam kehidupan orang desa. Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedeasaan, pada umumnya memegang peranan penting. Orang-orang akan selalu memuna nasihat pada mereka, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Kesukarannya adalah bahwa orang tua memilki pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat, sehingga perubahan akan sulit terjadi.
Desa mengalami perubahan, sehingga unsur-unsur kota masuk di dalamnya. Begitu pula kota, meskipun disebut sebuah kota, ciri-ciri atau kebiasaan desa masih melekat di dalamnya.
Sebuah kota sering ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain dan mata pencaharian penduduk yang bermacam-macam.

Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terahadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain dibatalkan. Lain dengan pandangan orang kota,mereka melihat selain kebutuhan pokok pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan. Bila ada tamu misalnya diusahakan untuk menghidangkan makanan dalam kemasan yang kesannya makanan itu dibeli di tokko selain enak juga mahal. Pada orang desa hal itu tidak dipedulikan. Mereka masak makanan sendiri, kemasannya menarik atau tidak, enak atau tidak kurang dipertimbangkan. Disini terlihat adanya perbedaaan penilaian. Orang desa menilai makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan bagi orang kota sebagi alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Pembagian kerja (division of labor) pada masyarakat kota sudah sangat terspesialisasi. Begitu juga jenis profesi pekerjaan sudah sangat banyak macamnya (heterogen). Dari sudut keahlian (spesialisasi), seseorang mendalami suatu pekerjaan pada satu jenis keahlian yang semakin spesifik, contohnya: dokter umum yang lebih terspesialisasi dokter khusus ahli dalam, dokter kandungan dan lain-lain. Disamping itu jenis pekerjaan banyak sekali macamnya, misalnya tukang listrik, ahli bangunan, polisi dan sbagainya.

Antar satu jenis pekerjaan denagan pekerjaan lain sangat erat kaitannya, ada saling ketergantunagan diantara mereka. Ibu-ibu rumah tangga sangat tergantung pada tukang sayur, tukang listrik, tukang gas sehingga kegiatann rumah tangga akan terganggu kalau salah satu diantara mereka tidak ada.
Adanya saling ketergantunagan yang tinggi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya karena adanya perbedaan pekarjaan (heterogenitas pekerjaan) menurut Emile Durkheim disebut dengan solidaritas organis (organic solidarity)
Disisi lain masyarakat desa memilki jenis pekerjaan yang sama. Seperti bertani, berladang atau sebagai nelayan. Kehidupan orang desa yang memilki jenis pekerjaan yang sama (homogen) sangat menggantungkan pekerjaanya kepada keluaga lainnya. Misalnya untuk mengolah tanah menanam padi atau pekerjaan lainnya, mereka harus sepakat dengan yang lain menunggu giliran. Saling ketergantungan pada masyarakat yang disebabkan oleh karena adanaya persamaan dalam bidang pekerjaan oleh Emile Durkheim disebut solidaritas mekanis (mechanic solidarity)
Ferdinand Tonnies mengemukakan pembagian masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainschaft dan geselschafe. Masyarakat gemainschaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya. Sedangkan masyarakat geselshcaft atau patembayan ikatan-ikatan diantara anggotanya kurang kuat dan bersifar rasional. Paguyuban cenderung sebagai refleksi masyarakat desa, sedangkan patembayan refleksi masyarakat kota.
Facebook Twitter Google+
Back To Top